my lovely boss - 🔞

10.7K 362 1
                                    

Mature content!

Happy reading!

.

.

.

Seorang karyawan sedang mempresentasikan hasil kerjanya di hadapan beberapa rekan kerja. Si pemimpin rapat disana sedari tadi hanya mengangguk-angguk kecil seolah memperhatikan dengan serius pekerjaan karyawannya, padahal kenyataannya dia sedang melakukan hal lain. Lebih tepatnya tangan kirinya lah yang sedang asik bekerja di bawah meja. Mengelus-elus paha salah satu karyawan wanitanya, namun wajahnya tetap dibuat datar dalam mode serius. Sedangkan di korban hanya bisa menahan nafas, mengatur nafasnya agar tidak mengeluarkan suara laknat yang akan menghebohkan rapat yang masih berlangsung ini.

"Demikian presentasi dari saya, apa ada pertanyaan atau tambahan." Ucap karyawan itu yang menyelesaikan presentasinya dengan cukup lancar.

"Presdir, apa ada yang mau ditambahkan?"

Plak...

Karyawan wanita yang sedari tadi membiarkan tangan atasannya bergerak lancar pun akhirnya turun tangan. Menepis tangan atasannya dengan kesal tapi diam-diam.

"Ehemm..." Presdir itu berdeham dengan cukup menyeramkan. Tangannya yang sudah tidak punya pekerjaan akhirnya diangkat ke atas meja, menopang dagunya dengan malas. "Hanya itu kemampuanmu?"

"Hmm i-iya, maaf Presdir." Jawabnya dengan gugup.

"Yasudah, tidak masalah. Saya tidak ada tambahan."

Ucapan dari presdir muda itu membuat karyawannya menghela nafas lega. Memang sebenarnya presdir ini tidak terlalu neko-neko saat rapat, kebanyakan dia akan setuju dan memuji hasil rapat karyawannya. Terlihat tidak profesional, namun kenyataannya memang dia memiliki karyawan-karyawan yang berkemampuan luar biasa.

"Hmmm baiklah rapatnya selesai, kalian bisa kembali bekerja sekarang."

Para karyawan itu membungkuk hormat kepada presdir lalu keluar satu persatu dari ruang rapat. Tidak terkecuali karyawan wanita yang tadi seakan di lecehkan oleh atasannya itu.

"Hmm Sana tunggu dulu..."

"Ya Presdir?"

"Bawakan catatan ini ke ruanganku." Ucap Presdir itu menyodorkan notenya pada karyawan cantik yang tadi menjadi korban tangan nakalnya.

Sana memutar malas bola matanya namun tetap mengambil note itu.

"Baik Presdir, ada lagi yang bisa saya bantu?" Tanya Sana masih dengan sopannya.

"Hmm ada sih, tapi nanti saja hehehe." Sana bergedik ngeri melihat seringai tipis dari atasannya itu. Tak mau lama-lama terjebak dengan atasannya membuat Sana bergegas untuk diri dan segera menuju ruangan presdir.

Sana sudah pergi, Presdir itu masih terkekeh melihat punggung belakang kecil itu yang mulai menjauh.

"Kenapa ketawa seperti itu? Kau menakutkan.."

Presdir itu menoleh, rupanya masih ada sekretarisnya yang tertinggal di ruang rapat itu.

"Nayeon, tidak ada rapat kan hari ini?"

"Tidak Presdir."

"Hihi bagus, aku ada pekerjaan jadi jangan ganggu aku dulu. Dan jangan biarkan siapapun mengetuk ruanganku."

"Ck pekerjaan apanya? Berusaha membuat anak di kantor, Tzu?"

Nayeon tanpa takut bicara sefrontal itu kepada atasannya, karena dia memang dekat dengan Tzuyu si presdir. Tzuyu dan Nayeon sudah kenal sejak mereka belajar di perguruan tinggi yang sama, bahkan mereka juga sudah menjadi sahabat sejak masih kanak-kanak.

Oneshoot Sana × TzuyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang