Seorang bocah cantik berlarian di halaman depan rumahnya, dia berusaha mengejar kupu-kupu yang sedari tadi menyita perhatiannya. Sedangkan tak jauh dari bocah kecil yang berusia sekitar empat tahunan ini ada wanita cantik yang tak lain adalah mamanya tengah memperhatikan dengan senyum merekah kala melihat tingkah menggemaskan dari sang anak.
"Mama, kupu-kupu..." ucap bocah tadi menunjuk kearah kupu-kupu yang hinggap di salah satu bunga. Sang mama mengangguk lalu beranjak menghampiri anak cantiknya itu.
Sang mama hendak ikut menghampiri anaknya namun ponselnya yang berbunyi menghentikan niatnya, segera dia merogoh kantong sakunya dan melihat siapa yang menghubunginya. Senyumnya mengembang melihat nama sang suami disana.
'halo..' sapa dari sebrang.
‘halo, kenapa Sayang?'
'Sana, maaf aku hari ini bakal pulang agak malem soalnya harus nyelesein kerjaan ku dulu. Gak papa kan Sayang?'
'oh gitu, iya gak papa kok.'
'makasih ya Sayang, kalo kerjaanku udah selesai aku bakal langsung pulang kok.'
'iya aku ngerti kok, hati-hati ya.'
'pasti Sayang, yaudah aku lanjut kerja dulu ya.'
Tut...
Telpon itu dari Chou Tzuyu, suaminya.
Begitu Tzuyu menutup telpon Sana langsung tersenyum kecut, dia mengingat sudah seminggu ini suaminya selalu pulang terlambat bahkan hingga larut malam. Entah dia harus bersyukur atau malah sebaliknya karena kini Tzuyu menjadi karyawan yang dipercaya oleh atasannya. Namun yang pasti karena posisi itu kini Tzuyu menjadi lebih sibuk dari biasanya, bahkan terlalu sibuk hanya untuk sekedar menghabiskan waktu bersama dirinya dan sang putri.
Dulu Tzuyu hanyalah orang biasa yang bahkan tidak sebanding dengan Sana yang berasal dari keluarga kalangan atas. Cintalah yang membuat mereka tetap bergandengan tangan melawan dunia. Mama Sana sangat vocal menentang pernikahan itu, namun karena Papa Sana yang melihat ketulusan dari pemuda tampan itu maka beliau pun memberikan restunya.
Sekarang hidup mereka sudah lebih baik dari awal-awal pernikahan, berkat keuletan Tzuyu bahkan sekarang dia menjadi manajer di kantornya.
Sana mengusap wajahnya, dia menghela nafasnya panjang.
"Huft~ Tzuyu kerja demi aku dan Minju, aku harusnya dukung dia bukan malah sedih gini." gumam Sana lalu tersenyum pias. Tidak ada gunanya dirinya merengek atau bermanja karena sekarang dia bukan anak gadis lagi yang selalu merajuk kepada Tzuyu.
Sana lalu mengejar sang anak. "Minju... mainnya udahan yuk, sekarang waktunya mandi Sayang..."
Jujur saja bagi Sana ini sangat sulit. Dia tak suka bila Tzuyu terlalu fokus pada pekerjaannya, namun tidak ada yang bisa Sana lakukan. Semuanya dia pendam didalam hatinya sendiri.
Malam sudah larut, Sana masih telaten mengusap rambut Minju dengan lembut. Dia melirik ke jam yang berada diatas meja samping ranjangnya. Sudah hampir tengah malam, namun belum ada tanda-tanda sang suami pulang bahkan sekedar memberi kabar saja tidak ada.
Broom broom
Suara deru mesin mobil yang memasuki pekarang membuat Sana bisa menghela nafasnya lega, dengan perlahan dia beranjak dari tempatnya agar tidak membangunkan Minju. Dengan sigap Sana turun ke lantai satu untuk membukakan pintu.
Pintu di buka dan menampilkan wajah lelah dari sang suami, wajahnya begitu kusut tak kalah kusut dari baju yang tengah dia pakai.
"Kenapa kamu belum tidur?" tanya Tzuyu yang melihat Sana malah menyusulnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Fanfictionwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka