Siapa yang kemarin sebel sama satzu di chap sebelum ini? Tenang kawan...
Happy reading...
.
Gadis kecil berumur 5 tahun ini menatap antusias pada pemandangan gedung-gedung bertingkat yang terlihat kecil dibawah sana. Merasa tak sabar untuk cepat cepat berkeliling di kota kelahiran mamanya.
"Mama dulu tinggal disana?" Ucap gadis itu menunjuk asal jarinya ke luar jendela pesawat.
"Iya Sayang."
"Wahhh nanti kita jalan jalan ya Ma."
"Tentu saja, Mama akan bawa kamu jalan jalan ke tempat-tempat yang indah nanti.."
"Hore!"
Sang mama tersenyum manis, menarik putri tersayangnya ini dalam pelukan.
"Mama sayang sekali dengan Minju." Ucap Sana menciumi puncak kepada Minju.
'Huft.. akhirnya aku datang lagi kemari. Rasanya masih sama.. luka ini seolah kembali terbuka. Tidak... aku tidak selemah dulu. Sekarang aku punya Minju, hanya Minjulah hidupku sekarang.'
Setelah meninggalkan Korea beberapa tahun lalu, inilah kali pertama Sana kembali lagi. Selama ini ia menetap di Amerika, memulai hidup barunya tempat yang jauh seorang diri. Tetapi Sana memutuskan kembali, setelah mendengar kabar mengenai ayahnya.
Kesehatan ayah Sana semakin hari semakin menurun, tentu itu menjadi kabar menyedihkan untuk Sana. Apalagi Sana tahu bila sang ayah hanya seorang diri, maka Sana tak mau egois dengan terus pergi. Ia kembali demi ayahnya, agar bisa merawat kesehatan sang ayah.
Setelah sampai di Korea, Sana dan Minju langsung menuju ke rumah sakit tempat tuan Kim di rawat. Ternyata benar dugaan Sana, kepulangannya bersama dengan sang putri bisa membuat kondisi ayahnya membaik dengan tiba tiba.
"Benarkah itu Kek? Ada halaman luas didepan rumah Kakek? Ada kolam renang juga di halaman belakangnya?" Tanya Minju dengan semangat, matanya bahkan sampai berbinar binar menunjukkan keantusiasan.
"Tentu saja Minju, Kakek tidak bohong."
"Wah hebat, dirumah Minju juga ada kolam tenang tapi harus naik ke lantai paling atas dulu, kalau mau lihat halaman juga harus turun lalu ke taman dulu baru bisa lihat bunga bunga. Ih rumah Kakek keren ya."
"Ya jelas dong, makanya Minju tinggal bersama Kakek saja ya. Jangan kembali ke America lagi, nanti kita bisa berenang dan menanam bunga bersama sama. Mau kan?"
"Wah mau mau! Tapi..." Minju melirik kearah Sana, ibunya itu hanya diam. "Tapi Mama.."
Sana menarik nafasnya panjang lalu berjalan mendekat ke ranjang ayahnya.
"Ayah, jangan bicara begitu lah. Ayah tau sendiri aku tidak mungkin bisa tinggal, aku ada pekerjaan disana Ayah."
"Memangnya kalau disini kamu tidak punya pekerjaan huh? Kalau kamu mau bekerja, itu perusahaan Ayah uruslah. Apa kamu tega membiarkan ayahmu yang sudah tua ini mengurus perusahaan sendirian, lalu hidup sendiri ditinggal anak dan cucunya? Ahh betapa malangnya nasibku.. oh Tuhan.. ah rasanya aku ingin cepat cepat menyusul ibumu saja Sana. Oh Tuhan.. oh astaga.." ucap ayah Sana memegangi dadanya sambil memelas. Minju yang berada disamping kakeknya langsung ikut merasa sedih dan menggenggam tangan keriput tersebut.
Sana hanya menghela nafas panjang sambil geleng-geleng kepala. Merasa bosan dengan sikap ayahnya yang suka mendramatisir keadaan.
"Sudahlah Ayah, jangan seperti ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot Sana × Tzuyu
Hayran Kurguwarning 🔞 Cuman cerita pendek Tzuyu dan Sana Update suka-suka