The shadow ( SELESAI )

21

I L L F E E L

.
.
.

" Lelaki itu yang di lihat  bagaimana ia memperlakukan wanita saat mereka hanya berdua saja, penilaian saat semua perlakuan manis dan baiknya di depan orang banyak akan sirna ketika lelaki itu tak bisa memperlihatkan semua sikapnya lagi ke wanita jika hanya berdua saja"

•••••

Happy Reading ✨

Keesokan harinya Audy seperti biasa kembali ke tokonya pagi-pagi untuk membuat Kue pesanan pelanggannya yang telah mereka pesan. Papa dan tante Vira pun masih stay di Jakarta juga karena minggu depan Melody akan meresmikan pembukaan toko rotinya yang kedua di Bandung dan sekaligus Audy juga akan mulai sibuk bolak balik Jakarta - Bandung. Kakaknya rencana akan pulang besok sehingga Audy merasa sangat bahagia. Setelah menyelesaikan semua orderan pelanggannya dan kurirnya mengantar ke alamat masing-masing Audy pun istirahat sejenak di ruangannya, merebahkan badannya di sofa karena ia cukup capek dari pagi hingga menjelang makan siang sekarang baru Audy istirahat. Saat Audy ingin memejamkan matanya tiba-tiba ketukan pintu ruangannya berbunyi, Ana muncul dari balik pintu membawa sebuah kantong kresek dan menyerahkan ke bosnya. Audy pun bertanya ke Ana itu apa namun Ana pun hanya bilang itu sebuah kiriman dari kurir, Audy pun tersenyum dan mengucapkan terima kasih ke Ana. Setelah Ana keluar, Audy pun membuka kantong kresek tersebut dan ternyata isinya makan siang, ada nasi, chicken katsu , cream soup  dan minuman,semuanya itu kesukaan Audy. Audy pikir itu kiriman Chandra tapi tumben Chandra bisa sweet seperti ini apalagi Audy belum pernah memberi tau makanan favoritnya ke Chandra toh mereka jarang berkomunikasi,itu pun Chandra yang selalu memulai menghubungi Audy terlebih dahulu namun saat Audy mengangkat box tempat makan tersebut sebuah kartu ucapan jatuh di atas meja, Audy pun mengambilnya dan membacanya.

" Kamu boleh bekerja keras tapi jangan sampai kamu lupa untuk makan, semua butuh tenaga. Bahkan untuk tersenyum pun kita butuh tenaga untuk menggerakan bibir kita. Selamat menikmati makan siang Dydy 🙂"

Walau di kartu ucapan itu tidak tertulis siapa pengirimnya namun Audy sudah tau jelas siapa pengirim makanan itu karena hanya 1 orang yang selalu memanggilnya Dydy dan orang itu adalah Dava. Sejak dulu jika mereka hanya berdua Dava selalu memanggil Melody dengan Dydy biar terkesan beda sendiri dan menurut Dava itu adalah panggilan kesayangannya untuk Melody. Entah dorongan apa tiba-tiba Audy tersenyum saat masih memerhatikan kartu ucapan tersebut namun sesaat air matanya luluh juga, semua kenangan manis mereka yang Audy pikirkan tiba-tiba beralih ke kenangan pahit di mana mereka harus berpisah dulu karena sebuah pengkhianatan menurut Audy. Audy berusaha menghentikan air matanya yang jatuh namun air itu terus membasahi pipinya, semua kembali terekam di otaknya saat awal-awal ia pisah dengan Dava. Dimana saat sehari ia putus dengan Dava ia berusaha pergi pagi-pagi ke sekolah agar ia tidak bertemu dengan Dava membuat orang di rumahnya heran melihat Audy namun alasan ada tugas ia harus pergi pagi-pagi ke sekolah hingga ia pulang menjelang magrib karena Audy tau Dava selalu pulang kalau jam 5 sore jadi Audy pulang   setelah Dava sudah ada di rumahnya agar ia tak bertemu dan penghindaran itu terus berlanjut hingga tiba-tiba setelah tamat SMP Audy harus pindah ke Solo karena papanya harus bekerja di sana membuat ia sedikit lega karena ia tidak harus capek-capek menghindari Dava lagi. Hingga ia tamat SMA Audy pindah ke Singapura untuk bersekolah karena mamanya sudah meninggal dan kekacauan hidupnya pun di mulai saat mamanya meninggal saat ia kelas 3 SMA,kehangatan keluarganya semua berubah menjadi seakan mereka tak kenal, kakak satu-satunya pun lebih memilih tinggal di London dan semua kepahitan hidup Audy terus terekam hingga bunyi pintu pertanda seseorang masuk membuat Audy kembali tersandar dan cepat-cepat me lap air matanya. Dan ternyata yang datang Chandra, Chandra langsung duduk di single sofa samping tempat duduk Audy.