44

56 11 1
                                    

G O P U B L I C
.
.
.

" Hidup tanpa cinta itu hampa namun hidup dengan cinta itu beresiko sakit hati. "

•••••

Menjauh dari seseorang yang kita sayangi, seseorang yang telah menduduki tingkat tertinggi di hati kita, bukan hal yang mudah namun kalau menjauh karena untuk melindungi nya, apakah masih akan terasa berat?
Dava menghela nafas panjang saat ia lagi sendiri duduk di sofa dalam ruang apartemen Regina sedangkan Regina ke kamar untuk mengambil Hp nya untuk memesan makanan untuk mereka berdua. Awalnya Dava mengusulkan Regina untuk memasak saja walau hanya Sphagetty namun Regina beralasan ia tidak sempat, ia lagi buru-buru sehabis makan akan pergi lagi di sebuah acara dan Dava pun memakluminya walau sejujurnya ia ingin merasakan masakan pacarnya juga tapi apalah daya, Dava malas berdebat hanya karena masalah sepele.

" Sayang makanan nya belum datang? " tanya Regina saat ia sudah keluar dari kamarnya.

" Belum, kamu memangnya sudah pesan makan? "

" Sudah, aku pesan sebelum mandi. jadi setelah makan aku bisa langsung pergi ke tempat acara, kamu bisa anterin kan? "

" Iya bisa kok. "

Regina pun tersenyum mendengar ucapan sang pacar yang akan mengantarkannya ke acara award malam ini, kalau pun ada wartawan yang melihat mereka jalan berdua, Regina sudah siap Go Public apalagi hubungannya dengan Dava sudah berjalan hampir setahun.

" Sayang jadi kapan kita melanjutkan acara tunangan kita yang sempat tertunda itu? " tanya Regina menyandarkan kepalanya di bahu Dava.

" Bulan depan aku akan mulai proyek aku yang di Bangka, aku akan sibuk sekali. "

" Jadi kita nggak bisa tunangan lagi secepatnya? " tanya Regina dengan menaikan seoktaf nadanya sambil menatap Dava dengan nyalang.

" Aku nggak tau, tapi kita bisa tunangan  dalam waktu 2 minggu ini saja tapi nggak bisa mewah seperti yang kamu impikan karena waktunya nggak akan cukup untuk mempersiapkan semuanya. "
Regina diam sejenak memikirkan kalimat Dava barusan, ia ingin sekali menggelar pesta mewah meski itu baru tunangan layaknya selibritis lainnya tapi kalau ia ingin melakukannya ia harus menunggu waktu yang lama lagi, sedangkan ia ingin sekali bertunangan dengan Dava agar bisa segera memiliki Dava seutuhnya karena jujur ia merasa Dava sedikit berubah, tak seperti dulu saat mereka berpacaran, tapi ia tidak ingin menebak kalau Dava sudah berpindah hati jadi jalan satu-satunya ya mengikat Dava.

" Ok. aku mau tunangan sama kamu secepatnya meski tak ada pesta yang mewah, " jawabnya final.

Soal keluarganya ia akan menghubungi nanti, toh hanya tante, om dan sepupunya yang akan ia hubungi karena orang tuanya sudah meninggal semua.

" Ok, nanti aku atur ketemu mami papi lalu ke keluargamu. "

Dava tidak tau apakah langkahnya sekarang sudah benar atau tidak, yang jelas Dava hanya ingin melindungi Audy dan ia melakukan kewajibannya sebagai pacar bagi Regina.
Sedangkan Regina tersenyum bahagia sambil memegang tangan Dava karena akhirnya ia kesampaian akan bertunangan juga dengan Dava.

Mereka berdua masih saling menatap, lebih tepatnya Regina yang menatap Dava lebih intens. Entah bagaimana Regina memajukan wajahnya ke wajah Dava sedangkan Dava hanya diam mematung, wajah mereka semakin dekat tapi tiba-tiba bayangan Audy seakan terlintas di benak Dava sehingga ia tidak fokus lagi pada Regina. Dava ingin memundurkan wajahnya karena tiba-tiba senyum Audy terpatri di benaknya kala mereka bersama, ia tidak ingin rasanya mengkhianati Audy namun Regina tiba-tiba memegang pundak Dava lalu memiringkan kepalanya, Regina mulai menempelkan bibir nya ke bibir Dava namun belum ada lumatan hanya sekedar menempel saja lalu bunyi bel terdengar dengan nyaring membuat Dava langsung mendorong Regina menjauh, melepaskan bibir mereka membuat Regina mendengus kesal.

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang