63

77 9 0
                                    

R E N C A N A M E L A M A R
.
.
.

" Wujud nyata cinta seorang pria itu di saat ia berani mengatakan perasaannya lalu langsung melamar wanita yang dia sayangi , bukan malah menyatakan perasaan, menggantung perasaan lalu meninggalkannya. "

•••••

Seperti pagi yang menyambut sang mentari dengan sebuah cerah yang menghangatkan hati , mereka juga menyambut Audy dengan sebuah sinar kebahagiaan. Pagi ini tepatnya pukul 7 Audy sudah bangun dan menyaksikan papa, ibu sambung, abang dan juga Dava yang menyambutnya dengan senyum kebahagiaan.

" Dek gimana kamu masih ada yang rasa sakit? " tanya Radit menghampiri ranjang adiknya dan Audy hanya menggeleng pelan.

" Terus kamu mau apa nak? "

" Audy haus pa. "

Dito langsung mengambil kan Audy air minum yang berada di atas nakas dan membantu Audy bangun untuk duduk minum.

" Pa, kalau begitu Radit sama Dava keluar beli sarapan dulu ya. "

Dito pun mengangguk lalu Radit dan Dava keluar meninggalkan kamar rawat Audy. Mereka berjalan menyusuri lorong rumah sakit untuk menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai dasar.

" Bro, sebaiknya gue langsung pulang saja ya, " ucap Dava saat mereka sudah berada di dalam lift yang kebetulan hanya mereka berdua saja.

" Kenapa lo mau pulang? "

" Janji gue sama om Dito kemarin sampai Audy sadar saja, dan sekarang Audy sudah sadar jadi gue rasa tugas gue udah selesai. "

" Kok gitu sih? lo mau tetap tinggal jagain adek gue, gue sama bokap gue nggak ada masalah kok. Nggak apa-apa, lo stay saja. "

" Nggak usah, gue pulang saja apalagi sudah beberapa hari ini gue nggak masuk kantor, pasti Bryan sama Dini pusing gue tinggal. Gue juga nggak mau nambahin beban Audy dengan gue hadir di dekatnya karena gue yakin Audy nggak suka kehadiran gue. "

" Ya udah kalau urusan kantor gue nggak bisa halangin lo tapi masalah Audy nggak suka lo hadir itu salah bro, gue yakin adek gue nggak sedangkal itu pikirannya dan pasti dia sudah berdamai kok sama keadaan. "

Dava hanya tersenyum dan setelah sampai di lantai 1 mereka pun berpisah, Dava ke arah parkiran sedangkan Radit ke arah kantin untuk membeli sarapan untuk papa dan ibu sambungnya karena Audy punya makanan sendiri dari rumah sakit.

" Lah Dava mana Dit? " tanya Vira heran karena Radit datang membawa sarapan yang di beli hanya sendirian padahal tadi keluarnya berdua dengan Dava.

" Pulang tant, dia ada kerjaan kantor, " jawabnya sambil meletakan kantongan di atas meja khusus tamu di kamar rawat Audy.

Dito dan Vira pun hanya mengangguk menyetujui perkataan Radit karena memang sejak Audy masuk rumah sakit hingga Audy melewati masa kritis dan sadar kembali, Dava tak pernah meninggalkan Audy. Ia begitu setia mendampingi Audy dan menunggu Audy sadar hingga Audy benar-benar sadar pada akhirnya dan pasti pekerjaan kantornya menumpuk meski ada yang menggantikan tapi pasti akan terasa beda kalau bos nya sendiri yang turun tangan.

Namun di balik sikap setuju 3 orang itu yang kini sedang menikmati sarapan terlebih dahulu karena Audy masih menolak makan, Audy merasa kehilangan sosok Dava. Baru ia ingin menikmati momen bersama Dava  karena selama ia sakit dan Dava mendampinginya ia tidak menikmati momen tersebut namun sayang sekali Dava sudah pulang di saat Audy baru ingin merasakan kebersamaan mereka, mungkin mereka memang tidak di takdirkan bersama lagi.

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang