30

107 12 1
                                    

B O H O N G
.
.
.

" Mau besar atau kecil yang namanya Kebohongan akan tetap bernama Bohong dan cepat atau lambat akan terkuak pula."

•••••

Suara sepatu sangat jelas terdengar di sebuah lantai marmer sebuah gedung pencakar langit, Dini dengan sepatu pentofelnya tengah mengikuti langkah lebar sang pimpinan menuju ruangannya. Setelah kepulangannya hari minggu siang dari Bandung, hari seninnya Dava kembali di sibukan dengan agenda yang sudah tersusun rapi oleh sang sekertaris.

" Pak Andra nanti ada rapat deraksi jam 10, lalu jam 2 ada meeting sama collega dari Jepang untuk membahas pembangunan yang akan di lakukan di Jepang lalu malam harinya jam 8 ada Dinner sama pak Rudy Dirut Mall Centra Asia. " Dini tengah menjelaskan jadwal Dava hari senin ini yang sangat padat dan Dava hanya mengangguk.

" Terus laporan kinerja karyawan bulan ini sudah ada yang masuk? "

" Baru dari Divisi Humas pak yang menyetor, yang lainnya belum ada, " jawab Dini sedikit takut-takut.

" Hmm, ya sudah kamu ingatkan lagi untuk setiap Manager menyetor laporan kinerja karyawannya terakhir hari Rabu nanti. "

" Baik pak. "

" Ya sudah kamu boleh ke tempat mu. " Dini pun pamit untuk mengerjakan kerjaan yang lain sebelum ikut bersama bos nya untuk rapat dan kegiatan lainnya.

Dava pun melanjutkan membaca email masuk dari client nya namun saat fokus membaca, Handphone nya berdering dan ternyata Regina yang menelpon.

" Hallo sayang selamat pagi. "

" Pagi sayang. "

" Kamu lagi di mana sayang ? "

" Di kantor lah, emang kenapa? "

" Kamu nggak baca Whattsapp aku? aku kirimkan sesuatu di Whatssapp. "

" Apa? maaf aku tidak sempat main hp karena lagi sibuk. "

" Hmm, tadi kan aku scroll-scroll Instagram, terus aku lihat ada tas Guc** edisi terbaru, cantik banget sayang. "

" Ya terus kamu mau beli? "

" Mau banget tapi uang aku bulan ini belum di transfer jadi nya aku belum bisa beli. Kamu mau beliin aku dulu nggak sayang? "

" Emang harganya berapa? "

" Nggak mahal kok sayang, cuman 500 juta. "

" Itu serius harga tas segitu? "

" Iyalah sayang, malah masih ada di atas harga itu. "

" Memangnya tas kamu sudah rusak semua, kamu mau beli lagi? "

" Ihh Dava sayang, nggak rusak tapi itu keluaran terbaru dan Limited edition jadi aku juga pengen beli sebelum kehabisan. Minggu depan juga aku harus ke Newyork untuk Fashion show jadi harus Fashionable lah ke sananya. "

" Hmm, ya sudah nanti aku TF. "

" Ok sayang, makasi banyak ya. Ya sudah kamu lanjut lagi kerjanya, semangat kerjanya calon suami. "

Sambungan telfon antara Dava dan Regina pun berakhir, Dava bukannya mau menuruti semua keinginan Regina cuman Dava lagi sibuk dan Dava tau bagaimana Regina, ia tidak akan berhenti merengek sebelum ia mendapatkan yang ia inginkan jadi untuk membuat Regina berhenti menelponnya Dava pun harus mengikuti kemauan Regina, Dava menghela nafasnya setelah mentransfer uang ke pacarnya. Bukan masalah uang yang ia pikirkan tapi masalah jika Regina jadi istrinya nanti, mau bagaimana rumah tangganya nantinya. Regina sangat boros, dia juga bergaya sosialita dan Regina juga gila kerja. Jika Dava bekerja dan Regina juga masih bekerja nanti setelah mereka menikah, siapa yang akan mengurus Dava? sedangkan Regina sekali pergi bisa sampai 10 hari perginya, Dava mengacak rambutnya memikirkan semuanya. Semakin ke sini ia semakin tak yakin pada Regina apalagi ia sudah bertemu juga cinta pertamanya, ia semakin bimbang harus mengambil langkah apa untuk hidupnya.

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang