54

60 10 0
                                        

P E N J E L A S A N
.
.
.

" Meskipun pahit dan menyakitkan namun yang namanya sebuah kejujuran akan jauh lebih baik jika di ungkapkan. "

•••••

Regina meronta-ronta saat Dava menyeretnya keluar ruangan dan menghempas tangannya di depan pintu.

" Kamu tuh apa-apaan sih Re bikin ribut di sini, kamu sadar nggak ini rumah sakit ha? " bentak Dava.

" Yang bikin ribut itu kamu Dav, andaikan kamu nggak ketahuan pelukan sama mantan kamu, aku juga nggak akan histeris begini. " Regina balik membentak juga membuat Dava menggaruk kepalanya kasar, untung lorong rumah sakit sepi jadi ia tidak jadi tontonan orang banyak.

" Aku meluk Audy juga karena ada alasannya, bukan seperti apa yang kamu pikirkan."

" Alasan apa ha? alasan karena kamu rindu mantan kamu, atau kamu senang karena dia nggak jadi nikah, begitu Dava?

" Jangan nuduh sembarang kamu Re, makanya kamu bicara baik-baik, biar aku bisa jelasin bukan malah  histeris seperti itu, kamu terlalu lebay tau. "

" Lebay? Lebay katamu di saat kamu mendapati calon suamimu berpelukan sama mantannya? Nggak ngerti aku sama jalan pikir mu Dav, " ucap Regina tak bisa berkata-kata.

" Tenang Re, aku bilang kamu salah paham. Ayo kita masuk lagi ke dalam, tapi jangan bikin keributan ya, sampai kamu bikin keributan saya yang usir kamu. " Belum Regina membalas ucapan Dava, tangannya sudah di tarik untuk masuk ke dalam ruangan kembali membuatnya ia harus ikut walau hatinya dongkol.

Sedangkan di dalam kamar, suasana masih hening. Tidak ada yang mulai pembicaraan, bahkan posisi mereka masih sama dan Audy masih diam menunduk.
Hingga Dava membuka pintu membuat peralihan dalam ruangan itu.

" Silahkan duduk, kami akan menjelaskan apa yang kalian lihat tadi, " ucap Dava dan yang lain pun duduk di sofa namun Radit dan Diandra memilih mendekati Audy.

Dava duduk di samping Regina karena Dava tau Regina masih emosi dan ia mengkhawatirkan ia akan menyerang Audy sehingga ia duduk di dekatnya, Diandra duduk di samping Audy di atas ranjang lalu menggenggam tangan Audy dan tersenyum seakan menyalurkan rasa sayang layaknya adik ke kakak perempuannya dan Radit berdiri di dekat adiknya sebelah kanan.

" Sebaiknya saya saja yang bicara terlebih dahulu, Audy bisa menambahkan kalau ia ingin bicara, " ucap Dava dan yang lain pun mengangguk menunggu penjelasan darinya.

" Sebelum saya menjelaskan yang sebenarnya, saya mau bertanya sejak kapan kalian di luar dan apa yang kalian dengarkan? "

" Kami tidak mendengar apa-apa, kami semua langsung masuk saja dan mendapati kamu sedang memeluk Audy dan Regina pun langsung histeris, " jawab Difia membuat Dava sedikit lega.

" Terus kamu Re kenapa langsung menyimpulkan sesuatu kalau ternyata kamu nggak dengar apa-apa? "

" Karena aku memang mencurigai kalian  punya hubungan dari dulu. Beberapa kali saya memergoki kalian membahas tentang kalian berdua tapi saya cuman diam saja meski kalian sangat dekat dan mesra saat saya memergoki kalian. Ingat saat keluarga kamu Dav bertemu keluarga Melody pertama kalinya di restoran dan kamu diam-diam menyusul Melody ke toilet dan kalian sempat beradu argumen di sana? saya mendengar semuanya bahkan terakhir kali saat kamu Dava baru pulang dari Jepang, bukannya menemui saya dulu, kamu malah menemui Audy dan makan bakso bersama di tengah malam, bahkan saya baru pulang kerja pada saat saya melihat kalian itu. Saya bahkan masih diam Dav, membiarkan calon suami saya bersama wanita lain. Kamu tau hati saya sakit, tapi  saya masih berusaha berpikir positif sama kalian, saya anggap saya salah dengar dan salah lihat tapi tadi bukan hanya saya yang melihat kemesraan kalian, tapi kita semua Dava. Jadi saya harus seperti apa di saat saya lihat lelaki yang akan bertunangan dengan saya besok,memeluk perempuan lain di depan saya."

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang