The shadow ( SELESAI )

72

T A M A N
.
.
.

" Andai kau bisa lihat bagaimana isi hatiku saat ini, hatiku seperti taman yang di penuhi bunga yang bermekaran karena kehadiranmu. "

••••

Hari ini sebenarnya adalah hari pernikahan Dava yang sudah di jadwalkan namun karena sebuah kejadian membuat Dava dan Regina harus memutuskan untuk batal menikah sehingga hari ini menjadi hari kepulangan Dava dari Lombok saja.
Setelah Regina siang harinya pulang setelah menjelaskan alasannya batal menikah kepada orang tua Dava, alih-alih sedih dan frustasi karena batal menikah. Dava malah masuk kantor dan mengerjakan pekerjaanya membuat Dini dan Bryan yang sudah tau kabar itu pun tak menyangka sama isi otak bos dan sahabatnya itu , bahkan keesokan harinya ia kembali ke Lombok untuk meninjau proyeknya yang tinggal sedikit lagi akan selesai.

4 hari di Lombok ia pun pulang dengan hati senang karena Resortnya sudah selesai di bangun, tinggal peresmiannya saja dan setelah ini ia akan ke Jepang untuk mulai pembangunan Resort lainnya.
Setelah dari Bandara ia langsung pulang ke rumahnya karena kalau ia tidak langsung pulang dan kanjeng mami tau, siap-siap Dava akan mendengar ceramah dari maminya melebihi ceramah Ust. Maulana di tv saat subuh hari.

Maminya memang sudah ngomel sejak ia akan ke Lombok karena tidak membantu maminya mengurus kekacauan yang ia buat yaitu menghubungi vendor nikahannya dan lain-lain dan malah pergi ke Lombok seenak jidat Dava. Bahkan selama di Lombok maminya bahkan menelponnya dan berakhir mengomelinya lagi membuat Dava meringis mendengar maminya ngomel namun Dava hanya mengelus dada karena mau melawan Dava masih takut dosa karena ia sadar dosanya sudah banyak jadi jangan di tambah lagi dengan melawan maminya.

Malam harinya Dava minta izin keluar jalan dan maminya lagi mode tidak mau ngomel dan hanya mengizinkan anak bujangnya keluar tanpa banyak tanya lagi, mungkin Difia sadar anaknya memang butuh penyegaran saat ini.
Dava mengendarai motor menelusuri kota Jakarta di malam hari, meninggalkan Jakarta selama 4 hari Dava pikir ada yang berubah atau kurang namun malah tambah, macetnya tambah parah.

Lelah perkeliling kota Jakarta, Dava singgah pada sebuah cafe untuk sekedar minum kopi namun ia tak bertahan lama. Setelah meneguk kopinya hingga setengah gelas, Dava pun kembali pergi dengan motornya hingga ia tidak sadar kalau ia sudah pergi cukup jauh dari daerah rumahnya. Mungkin Dava terlena pada kesejukan yang angin tawarkan membuat Dava larut dalam lamunannya, dan tak sadar ia kini berada di dekat sebuah taman yang entah apa tujuannya ia ke sini.

Karena tidak tau mau kemana, ia pun memarkirkan motornya di tepi jalan dan berjalan masuk ke daerah taman itu dimana ada bangku dan juga 2 ayunan yang berdampingan.

" Ayunan saja punya pendamping masa gue masih sendiri gini, " ucap Dava terkekeh melihat ayunan itu.

Dava memang tidak menutup hati setelah gagal menikah karena ia sadar umurnya tak muda lagi, bukan saatnya merajuk pada takdir yang buatnya seperti ini. Yang Dava pikirkan bagaimana ia mendapat pendamping yang baik untuk dirinya ke depan, terlintas nama Audy namun ia masih ragu dan ia malu ketemu Audy lagi karena ia sudah seenaknya menyakiti Audy, setelah gagal nikah dengan enaknya Dava ingin kembali lagi padanya,Dava masih tau malu dan tidak enak.

Dava terus berjalan di daerah taman itu yang di terangi oleh lampu berwarna warni membuat pemandangan taman itu cukup menarik di datangi di malam hari hingga ia menyempitkan matanya pada sebuah mainan anak yaitu mangkok putar yang dimana ada seorang wanita yang duduk sendiri membelakanginya.
Bulu kuduk Dava merinding karena kenapa ada wanita yang duduk sendiri di taman di malam hari namun Dava penasaran juga dan memberanikan diri mendekat.

" Hmm mbak kenapa sendiri? " tanya Dava pelan dan sedikit takut.

Wanita itu pun membalikan badannya saat mendengar suara seseorang, pandangan mata mereka bertabrakan dan cukup lama hingga wanita itu memutuskan kontak matanya pada Dava dan membalikan kembali badannya memunggungi Dava.
Dava pun berjalan naik ke mangkok putar itu dan duduk di depan wanita itu.