55

83 12 2
                                    

P E R T U N A N G A N
.
.
.

" Tak selamanya hubungan yang kita jalin akan membuat kita bersanding di pelaminan, ada juga yang hanya menjadikan kita tamu undangan. "

•••••

Melody PoV

Aku menatap jam dinding di kamarku, sudah menunjukan pukul 11 malam dan mataku belum ingin di pejamkan. Mungkin mataku ngambek karena tadi  setelah isya mataku minta di pejamkan namun aku tahan karena ada sahabatku Mitha dan Bagas yang baru bisa datang karena mereka baru pulang kerja. Aku tidak marah kok karena mereka telat karena aku tau mereka sedang bekerja dan tidak bisa bebas seperti aku karena Mitha punya bos sedangkan Bagas kalau yang tidak ada yang temani ia jaga di Cafe nya di akan kesusahan pergi sehingga mereka baru bisa datang dan mereka pulang setelah jam 10 malam. Alhamdulillah aku sudah keluar dari rumah sakit setelah magrib tadi.

Aku membalikan badanku menatap jendela kamarku, aku pikir berada di luar mungkin bisa membuat mataku segera terpejam karena di terpah angin malam. Aku bangun dan membuka jendela kamarku yang menghubungkan dengan loteng di kamarku, aku duduk pada kursi yang memang aku sediakan di situ. Aku sandarkan kepalaku pada bagian belakang kursi dan menatap bulan yang selalu saja menampakan sinarnya meski ada banyak bintang yang bertaburan di sekitarnya dengan cahaya sendiri.

Seharusnya aku tidur cepat karena besok aku harus menghadiri acara pertunangan kak Dava dan Regina, tapi untunglah mereka mengadakannya sore hari jadi mungkin aku masih bisa tidur cukup nantinya.
Aku masih tidak menyangka kalau hubunganku dengan kak Dava akhirnya terungkap dan bersyukur mereka menanggapinya positif tanpa menyudutkan ku ataupun kak Dava.

Besok mantan ku akan bertunangan, sedangkan aku? hubunganku kembali gagal. Bukan gagal sih karena aku yang memilih menggagalkannya karena aku pikir menikah itu harus sekali seumur hidup dan sebelum menikah kita harus yakin dan percaya sama pasangan kita sedangkan aku, aku tidak berada dalam posisi itu sehingga aku memutuskan mundur saja. Seharusnya aku bahagia karena bisa lepas dari Chandra dan tidak menikah namun kenyataannya hatiku hampa karena lelaki yang masih ku harapkan, lelaki yang masih menggenggam hatiku akan bersanding dengan wanita pilihannya besok.

Entah dosa apa yang ku lakukan di masa lalu sehingga cerita percintaanku sangat memilukan, salah satu alasanku bisa lepas dari Chandra karena aku ingin memperjuangkan kembali kisah ku dengan Dava namun kenyataan lagi-lagi menghempasku jauh. Disaat aku menyadari perasaanku yang berusaha aku sembunyikan dulu dan aku sedikit ada jalan untuk kembali pada kisah itu, alasan itu memilih cara nya sendiri.

Aku mau marah tapi marah pada siapa? aku yang membuat ini semakin rumit, disaat Dava menawariku berjuang kembali aku menolaknya mentah-mentah karena memikirkan perasaan wanita lain tanpa memikirkan perasaanku sendiri yang tanpa ku sadari, aku membuat hatiku semakin terluka karena sikapku sehingga sekarang yang bisa ku lakukan adalah menerima semuanya dan percaya semua akan baik-baik saja seiring berjalannya waktu. Jangan tanyakan sebuah kata ikhlas, sebagaimana lamanya kamu berusaha kata ikhlas itu tidak akan pernah ada karena yang ada hanya terbiasa bukan ikhlas.

Jadi sekarang, setelah pertunangan kak Dava aku sudah memutuskan untuk Stay di Bandung kembali tapi sebelumnya aku akan tetap minta izin ke nenek dan yang lain dulu. Sambil mengurus toko ku yang masih tergolong baru di sana, aku juga memulihkan hatiku dan membuka lembaran baru di sana. Aku akan minta  bantuan bang Radit untuk mengurus toko ku di sini biar di stay di Indonesia selamanya supaya aku tidak berpisah dengan abang ku lagi.

Benar kataku, angin malam bisa membuat mata mengantuk dan aku pun memutuskan masuk kembali di kamar dan memutuskan segera tidur karena tak di rasa sudah pukul 12 malam.

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang