46

60 10 1
                                    

M E L A R I K A N D I R I
.
.
.

" Aku tak sekuat yang kamu bayangkan, mendengar berita orang yang di cintai saja bersama orang lain, membuat hatiku remuk tak bersisa. Daripada kehadiranku mengganggu hubungan kalian, lebih baik aku melangkah menjauh dengan membawa luka di hatiku. "

•••••

Bangun dengan kepala nyut-nyutan, pakaian kantor masih menempel di badan, tapi untung sepatu dan kaos kaki sudah terlepas. Dava bangun dan menyandarkan kepalanya di kepala ranjang, ia melirik jam dinding di kamarnya dan menunjukan pukul 8.30, sudah telat dia masuk kantornya. Dava pun mengambil Hp nya yang tergeletak di samping tempat ia tidur lagi, ia pun mengirimkan pesan ke Dini kalau ia tidak ada datang hari ini karena lagi tidak enak badan, mau tidak mau Dini harus mereschedule lagi padahal hari ini Dava ada meeting di kantor dengan para staffnya namun mau bagaimana lagi, kalau sakit kan nggak bisa di prediksi, padahal baru kemarin Dini melakukannya. Tapi andaikan Dini tau sebenarnya Dava tidak sakit tapi hanya pusing karena mabuk, mungkin Dini akan ngomel-ngomel karena ia bukan tipe sekertaris yang calm, kalau ia tidak setuju ia akan beradu argumen dengan bosnya sekalipun ia ujung-ujungnya kalah.

" Sial, efek semalam kepala gue berat banget. Nggak lagi-lagi deh gue mabuk di hari kantor, jadwal gue berantakan, " gerutu Dava sambil memijit-mijit pangkal hidungnya.

Dava pun berusaha bangun dan berjalan ke luar kamar untuk minum air putih karena di kamarnya tidak ada air putih.
Keluar kamar Dava berjalan ke arah kulkas dan mengambil sebotol air dingin dan ke kursi untuk meminumnya. Btw Dava penasaran kemana Bryan saat selesai mengantarnya, ia pun berjalan ke kamar sebelah dan melihat Bryan masih tidur pulas.

" Nggak masuk kantor juga tuh bocah, gue yang mabok kenapa dia yang masih tepar sih, " ucap Dava melihat kelakuan sohibnya itu.

Dava pun masuk dan membangunkan Bryan karena sudah siang, Bryan ingin rasanya memukul kepala Dava karena ia masih ngantuk tapi Dava sudah membangunkannya, Bryan pun terpaksa bangun dan ikut keluar dari kamar.

" Lo nggak ngantor Bry? "

" Menurut ngana yang buat gue nggak masuk kantor siapa, ha? " tanya Bryan dengan sindiran.

" Diri lo sendiri lah, lo kan yang tidurnya kebablasan. "

" Enak banget tuh moncong mangap-mangap, gue kebablasan tidur karena badan gue pegel banget abis ngegotong orang yang lagi galau karena masih bucin sama mantannya. "

Dava langsung meminum kembali air putihnya tanpa menjawab lagi ucapan Bryan, dan Bryan pun ikut minum air putih juga.

" Hari ini lo ada acara apa? "

" Palingan gue mau balik terus lanjut tidur lagi, emang kenapa? "

" Temenin gue ke toko Audy dong, gue mau bicara sama dia. "

" Ogah ah, mending gue pulang tidur. "

" Ayolah man, masa lo nggak mau bantuin gue. gue nggak enak nemuin Audy langsung, temenin gue ya. soalnya malam nanti gue bakal bawa Regina ke rumah buat ketemu mami papi buat bicarain pertunangan kita. "

" Wah parah emang lo Dav, siangnya lo mau ketemu mantan lo, malamnya lo mau ketemu pacar lo, maruk lu. mending lu kasih Melody ke gue. "

" Nggak, " jawabnya dengan suara keras penuh penolakan.

" Jangan macam-macam lo Bry. "

" Iya dah, jadi jam berapa mau ke toko Melody? "

" Kita makan dan bersih-bersih dulu, habis itu baru kita gassss. "

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang