61

53 8 1
                                    

D I M E N S I L A I N
.
.
.

" Aku berjalan di kegelapan, menyusuri lorong waktu yang semu, tidak tau kemana kaki akan membawa ku namun dalam ketidaktahuanku ini aku masih berharap kita di pertemukan kembali meski di dimensi lainnya. "

•••••

Untuk kesekian kalinya Audy masuk ke rumah sakit namun kasus yang selalu berbeda, dokter yang menangani Audy pun sudah kenal dengan Audy dan keluarga.
Pintu ruang UGD masih tertutup pertanda dokter masih memeriksa Audy, 4 lelaki itu masih setia menunggu Audy di kursi tunggu.

" Pa, gimana ya sama Audy? " tanya Radit karena ia khawatir dengan kondisi adiknya.

" Sabar Dit, pasti adikmu tidak kenapa-kenapa. Ia wanita yang kuat dan hebat, pasti adikmu cepat sadar kok,berdoa saja. "

Radit pun mengangguk saja lalu meletakkan kedua tangannya di ujung kening sambil memejamkan matanya, ia tidak bisa bayangkan kalau Audy akan menyerah saat ini dan meninggalkan dirinya seorang.
Namun di samping Radit, Dava tak kalah jauh khawatir dengan dirinya dan Dito. Sepanjang jalan tadi ia merapalkan doa sampai saat ini agar Audy selamat dan segera sembuh karena Audy masih tetap wanita yang ia sayang setelah mami dan adiknya.

" Keluarga ibu Melody? " Dokter sudah keluar bersama seorang perawat dari dalam ruang UGD, 4 lelaki itu segera berdiri.

" Bagaimana dengan keadaan Melody dok? "

" Begini pak Dito, Melody cukup banyak kehilangan darah sehingga kami butuh transfusi darah namun persediaan di rumah sakit untuk golongan darah B+ seperti Melody lagi kosong. "

" Iya dok kami akan usahakan karena saya dan kakaknya bergolongan darah O,  Audy mengikuti golongan darah mamanya. "

" Iya pak Dito, kami tunggu karena kita butuh darah dalam waktu 1 jam kalau tidak saya tidak tau bagaimana kondisi Melody karena denyut nadinya masih lemah jadi sementara ini kami akan pindahkan Melody ke ICU karena dia juga belum sadarkan diri. "

" Baik dok, kami akan segera mencarinya. "

" Dok kalau mau cek darah dimana? mungkin saya bisa mendonorkan darah saya, " ucap Dava saat dokter hendak pergi.

" Silahkan ikuti perawat ini, dia akan menuntun kalian untuk tes darah terlebih dahulu. " Setelah menyelesaikan ucapannya, dokter pun pamit pergi dulu.

" Mari pak, kita ke ruang periksa, " ucap perawat wanita itu lalu Dava pun mengikut, di susul Bagas karena dia juga akan mendonorkan darah untuk Audy.

Dito dan Radit pun menghubungi orang di rumahnya untuk ke rumah sakit segera untuk tes darah kalau mereka belum mengetahui golongan darah mereka. Setelah itu Dito dan Radit pun juga menghubungi kenalan mereka untuk mencari donor darah karena siapa tau keluarga mereka ada yang tak cocok darah dengan Audy.

Tak butuh waktu lama, keluarga Audy sudah kumpul di rumah sakit untuk tes darah dan baru Dava yang cocok golongan darahnya dengan Audy dan darah Dava sudah di ambil 15 menit yang lalu kini Dava berbaring juga di ranjang rumah sakit untuk memulihkan tenaganya.

" Gimana? " tanya Dito saat Vira keluar dari ruang tes.

" Nggak bisa mas, golongan darah ku A. "

Lalu menyusul Mitha, Bagas, Diandra juga tidak cocok, tinggal menunggu hasil darah Difia dan Daniel.
Tak lama 2 orang itu pun keluar dan hanya Difia yang cocok dan kini Difia akan melakukan donor darah untuk Audy.

Difia masih terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit dengan masih menutup mata, kepalanya juga sudah di perban untuk menghalau darah keluar dan darah Dava sudah mengalir beberapa menit yang lalu. Yang lain masih menunggu Audy di luar ruangan namun Mitha dan Bagas sudah pulang terlebih dahulu karena sudah malam dan besok Mitha akan masuk kerja, Diandra juga akan pamit ke rumah sakit lain untuk melanjutkan coasnya.

The shadow ( SELESAI ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang