Forty

378 41 19
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Spesial Chapther for
Ali's Birthday

Sana Helwa, Haeddad!
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Inget, itu anugerah, bukan musibah. Berarti Allah sayang sama lo dengan memberikan lo cobaan, dan Allah yakin lo bisa melewatinya,"

~Zayra Azzahra~

2_Januari

🌼🌼🌼

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Kamis, 09.50 WIB~

Syafa menutup wajah dari silaunya mentari. Hah, apakah ospek adalah ajang untuk menjadikan kulitnya berklamufase ke kegelapan? Padahal tiap seminggu dua kali tentu gadis itu akan berlulur, memakai masker bengkoang, serta perawatan bak perempuan lainnya. Rasanya hal itu jadi sia-sia hanya karena ospek yang isinya berupa ceramah-ceramah kelam.

"Kak Ali gabut, banyakan diem. Kak Arif malah banyak ngoceh," gerutu Amel, lalu memecahkan permen karet yang menjadi balon kecil.

Syafa melirik. Jika para kating itu tau kelakuan Amel yang makan di luar jam istirahat pasti ia akan ditegur. Sayangnya Amel tipe orang yang cuek sekali.

"Mie ayam Bu Eko, katanya the best di kampus ini," celetuk Amel lagi.

Clek! Miu menjentikkan jarinya, "Setuju, gue udah pernah nyoba di hari pertama. Lo pada harus nyoba,"

"Seenak itu, kah? Gue jadi penasaran," ujar Syafa, "Masalahnya kapan kita kelarnya, sih? Lama banget, perut gue udah laper,"

"Nunggu takdir berpihak pada kita," celetuk Amel.

Syafa mendengus cukup kesal. Ia mendongakkan kepala, melirik pada Ali yang juga melirik ke arahnya. Cowok itu menaikkan sebelah alisnya saat melihat wajah Syafa seperti menggerutu.

Ah, kebetulan sekali!

Syafa menaikkan tangan sebatas dada, menunjuk pergelangan tangannya yang berbalut jam putih. Lalu, menggerutu dengan bahasa isyarat, 'lapar!'

Ali sepertinya mengerti. Cowok itu melirik pada jam tangan hitamnya. Lalu, ia menjentikkan jari pada kating yang sibuk mengoceh di depan para maba. Arif yang mendengar panggilan kecil dari Ali itu, langsung mendekat dan mendengarkan ucapan pelan dari Ali sembari mengangguk-anggukan kepala.

"Ah, gitu," gumam Arif sembari melirik jam tangannya, lalu kembali mendekatkan mikrofon ke mulutnya, "Yak! Kita break sebentar. Dua menit, ya! Lama, kan? Jadi bla ... bla ..."

"Yes!" ucap Syafa pelan, lalu ber-tos ria dengan Amel dan Miu.

Syuqron, Manusia Muffin!

🌼🌼🌼

Eh?

Zayra mengeryit. Siapa di sana? Orang itu memakai jaket hitam, juga masker serta topi hitam. Orang yang dengan tangannya mengintip kaca pintu ruangan yang akan gadis itu tuju. Terlihat, ia seperti ingin masuk dengan memegang handle pintu, namun terlihat pula keraguan dari gerak geriknya.

"Siapa itu?" tanya Zayra bergumam.

Orang itu menoleh, sedikit terperanjat kaget akan berdirinya Zayra sepuluh langkah dari tempatnya. Hah, mengapa orang itu tiba-tiba membalikkan badan dan pergi? Gadis itu hanya bisa mengeryitkan dahi, menyatukan alis dengan perasaan bingung mendala.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang