Thirteen

473 37 6
                                    

"Umur, rezeki, dan jodoh sudah ditulis di Lauhul Mahfuz. Jika ia ditakdirkan menjadi pasangan hidup lo, tentu dia akan kembali untuk lo,"

~Abdurzyehab Hafiz~

🌼🌼🌼

30 Juli

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Menurut lo, Hanum akan kembali?"

Hafiz menghela napas pelan. Alfa mempertanyakan hal yang sama berulang-ulang. Bahkan hari itu sudah terhitung lima kali ia menanyakan itu.

Yeah, Hafiz tidak menyalahi jika Alfa benar-benar merasa kehilangan pada cinta pertamanya itu. Apalagi jika sudah hampir menginjak jenjang pernikahan. Athira Hanum, perempuan yang hampir beruntung dimiliki dan memiliki Alfa, dengan bodohnya membuang Alfa dengan alasan sejuta cita yang akan ia kubur jika ia menikah dengan Alfa. Terkadang Hafiz pun heran, apa Hanum tidak tau jika cita-cita pun dapat digapai walau sudah menikah?

Hanum itu primadona yang cantik dan anggun. Ia sempat satu kampus dan satu jurusan dengan Alfa dan Hafiz, namun ia merupakan adik tingkat dengan mereka. Alfa pun tidak sembarang memilih perempuan untuk dijadikan pendamping hidupnya. Ia mencintai Hanum dengan tulus dan ia pun memberikan apa pun yang Hanum inginkan. Gadis seindah bunga peony itu, membuang semua kebahagiaan yang hampir ia dapatkan dengan terbang ke Mesir dan melanjutkan studi di sana.

Hafiz cukup kesal dengan apa yang dilakukan Hanum. Bukan kesal karena ia ingin menuntut ilmu lebih tinggi, tapi karena ia memutuskan hubungan dengan Alfa secara sepihak, padahal mereka sudah bertunangan, bahkan hanya menghitung hari mereka berdua akan menjejakkan kaki di pelaminan. Dan Hanum pun pergi ke Mesir tanpa pemberitahuan apa-apa, meninggalkan Alfa yang sedang berbunga-bunga dengannya. Menjatuhkan Alfa yang sedang terbang tinggi, serendah-rendahnya menghantam tanah. Bahkan, gadis itu berhasil membuat Alfa yang hampir menyandang gelar IPK tertinggi, turun drastis dengan nilai yang mengecewakan. Dosen serta dokter di kampus pun bingung akan perubahan drastis dari Alfa.

Dan bagi Alfa yang kini masih terhanyut dalam pikiran cinta yang buta, Hafiz sangat dibutuhkan sebagai temeng agar Alfa bisa terhindar dari hal-hal yang tak diinginkan, juga sebagai teman pencurah hati agar dirinya bisa mendapat nasehat yang baik walau Alfa masih akan mengungkit tentang Hanum.

Hafiz melirik pada obeng yang mereka ambil dari gudang, "Insyaallah,"

Alfa menghela napas. Kantung matanya sudah cukup menghitam untuk mengejar semua apa yang tertinggal di kampus, dan tentu juga mengejar Hanum. Siang dan malam, hujan bahkan panas, Alfa tetap mencari keberadaan Hanum yang bahkan keluarganya sendiri pun berkata bahwa mereka tak tau keberadaan putri semata wayangnya itu.

Gak tau, ya ...

Hafiz memejamkan mata. Menghilangnya Hanum merupakan hal yang tidak biasa dan mengganjal. Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Hafiz, salah satunya pun pertanyaan ketidakpastian keluarga Hanum yang menjawab jika mereka tidak tau. Dan, mengapa mereka melarang Alfa membantu mencari Hanum dengan melaporkannya ke polisi? Padahal saat itu sudah lebih dari sebulan Hanum meninggalkan mereka.

"Haf, serius lo gak nemuin apa-apa? Bukti apa, gitu, yang bisa menemukan Hanum?" tanya Alfa dengan sorot mata penuh harap.

Hafiz melirik iba. Tentu banyak bukti yang ia temukan tentang ganjalan menghilangnya gadis itu. Namun, entah mengapa ia enggan menggali lebih dalam untuk menemukannya. Bukan maksudnya untuk menyusahkan Alfa dan membuatnya terkekang akan cinta yang hilang itu, tapi Hafiz sendiri pun merasa bahwa Alfa tidak satu jalur dengan Hanum. Bahkan, sejak awal Alfa melamar Hanum pun, Hafiz yang merasa ragu sohibnya itu berdampingan dengan gadis itu, namun Hafiz tidak bisa berbuat apa pun karena pacu kendali ada di tangan Alfa, karena itu pun kehidupan Alfa yang tak boleh ia ganggu gugat.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang