Twenty-One

466 42 3
                                    

"...Bukankah seorang waiter harus memberikan pelayanan terbaik pada costumer-nya?"

~Aydrus Ali Haeddad~

23 September

🌼🌼🌼

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~19.10 WIB~

Krieeek!

"Assalamu'alaikum," salam Ali sembari memasuki rumah.

"Wa'alaikum salam," sahut Umi Ahya, Aisyah, dan Shela bersamaan.

"Kak Ali!" Shela bangkit, tersenyum riang ketika kakak sulungnya kembali menginjakkan rumah. "Kenapa pulangnya abis maghrib?"

"Iya, tadi ada urusan sebentar," Ali mengulum senyum setelah menyalami tangan Umi Ahya. Tak mungkin ia mengatakan jika dengan tidak sengaja handphone-nya membuka dan mengaktifkan akun dari aplikasi ojek online dan mengharuskannya mengantar makanan dengan jarak jauh karena ketidaktahuannya.

"Tumben, ngumpul di tengah rumah," ucap Ali.

"Wah, kami emang sering ngumpul di sini. Kak Ali-nya aja jarang liat," sahut Aisyah.

Ali mengangkat sebelah alisnya, "Masa? Kalo Kak Ali pulang sore juga jarang liatnya,"

"Bagaimana kabarmu hari ini, Nak?" tanya Umi Ahya.

"Alhamdulillah, Insyaallah selalu baik. Umi gimana? Enakan badannya?" tanya Ali balik.

"Enakan banget!" sahut Umi Ahya, "Umi dua hari ini segar banget. Gak ngerasa sakit sama sekali."

"Beneran, Kak Ali. Yang masak dari kemarin itu umi, lho. Kak Ali gak nyicip gara-gara nginep Oman. Nyesel, deh," timpal Aisyah.

"Serius? Kalo gitu malem ini masakan umi harus Ali bawa ke Oman buat bekal," ujar Ali.

"Kak Ali mau ke Oman lagi? Bukannya yang jaga malem ini Kak Haf, ya?" tanya Aisyah.

"Iya, Syah, emang bagian Kak Haf malem ini. Tapi Kak Ali mau ngerjain tugas. Dikit lagi, kok. Kalo udah tuntas, tuh, rasanya enak aja," jelas Ali. "

"Hm, Aisy tau, kok, kalo sinyal di sini Masyaallah, deh," cengir Aisyah, "Toh, Aisy juga kalo ada tugas online ngerjainnya di Oman,"

"Kamu nginep aja lagi di Oman, Nak. Jadi kamu gak capek harus pulang, terus besok pagi mau buka Oman lagi," ujar Umi Ahya.

"Emang Ali niatnya mau nginep lagi, kok, Um," sahut Ali.

"Kalo gitu, nanti Aisyah siapin bekal untuk Ali, ya. Sekalian untuk Hafiz juga," ucap Umi Ahya, "Lauknya umi simpen di lemari dapur,"

Aisyah mengangguk, "Siap, Umi! ... Oh, Kak Ali udah sholat Ashar?"

"Udah, kok, di Oman tadi," jawab Ali.

Sret!

Ali menoleh, mendapati tangan mungil Si Bungsu yang menarik kemeja hitamnya. Pipinya mengembang sebelah dengan alis yang mengkerut.

"Shela, kenapa?" tanya Ali.

Kepala Shela mendekat, hembusan napas serta omongan mungil dari Si Bungsu itu terdengar menggemaskan.

"Shela mau ngomong!" bisik Shela.

Ali mengernyit, "Oh, privasi, ya?"

"Iya. Kita aja, Kak Aisy sama Umi gak boleh," ucap Shela.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang