Nineteen

458 38 8
                                    

"Coba untuk membuang semua masalah dengan satu hal kecil yang membahagiakan,"

~Syafana Aliyah Farisi~

4 September

🌼🌼🌼

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ting!

"Selamat datang!" seru Syafa riang.

Seorang perempuan berambut panjang dan bergelombang itu tersenyum sesampainya di depan kasir. Matanya langsung melihat kepada papan menu.

"Saya mau dua Almond Milkshake-nya sama French Fries-nya juga dua," pesan perempuan itu.

"Baiklah ... Ada lagi?" tanya Syafa ramah.

"Sebentar, ya. Saya tanya sama temen saya dulu. Dia belum dateng, sih," ucap perempuan itu.

Syafa hanya tersenyum sembari menunggu perempuan itu mengetik sesuatu pada handphone-nya. Selang beberapa menit, perempuan itu kembali menghadap Syafa.

"Barbeque Chicken Wings-nya satu porsi. Itu aja," tambah perempuan itu.

"Baiklah, saya ulangi. Dua Almond Milkshake, dua French Fries, dan satu porsi Barbeque Chicken Wings, ya?" ucap Syafa.

Kala itu, Oman begitu damai. Hafiz menyetel sebuah qasidah yang mendamaikan hati. Sore hari, pengunjung tidak terlalu ramai. Namun setiap salah satu dari mereka pergi, maka akan datang yang lain ke kafe itu. Beruntungnya Oman Cafe tidak berdesakan. Tetap luas, dan damai.

Di pojokan tempat rak buku pun sudah seperti menjadi perpustakaan. Ada di antara pengunjung yang cuma membaca dan kritik mereka suka akan buku-buku sejarah yang disuguhkan. Mereka bilang , ilmu tentang siroh atau sejarah Nabi bertambah. Yang tadinya tidak tau menjadi tau. Terkadang pula di antara mereka yang tidak mengerti akan langsung bertanya pada penjaga kasir. Beruntung, Hafiz, Ali, dan Syafa sudah mengenyam pendidikan agama sejak dini termasuk mempelajari sejarah berkembangnya Islam sejak zaman Rasulullah saw.

Syafa mendongak, melirik pada Hafiz yang duduk di sofa ujung jendela sembari berkutat dengan laptop dan buku-buku kedokteran. Kantung matanya cukup terlihat, begitu pula dengan Alfa. Mereka yang merupakan mahasiswa kedokteran sudah berjuang selama empat tahun lebih, dan sudah siap untuk sidang sebentar lagi. Lalu pekerjaan menjadi Dokter Muda alias Koas, di rumah sakit pun menunggu. Hanya menunggu beberapa bulan lagi saja.

Parah ... Kedokteran sibuk banget, ya? Apalagi kalo udah Koas ... Syafa bertopang dagu pada meja kasir sambil berdiri.

Gadis itu tersenyum suka. Tapi walau Kak Haf keliatan mata pandanya, senyumnya tetap semanis madu lebah, ya ...

Brak!

"Eh?" Syafa membalikkan badan ketika telinganya mendengar samar suara benda jatuh dari dalam. Untung suara itu tidak mengagetkan costumer yang ada. Hafiz yang biasa peka itu pun masih terlihat fokus dengan pekerjaannya.

Gadis itu berlari kecil ke belakang, melihat dua buah kardus yang sebelumnya tertumpuk, kini jatuh dan membuat isinya yang berupa kresek putih, keluar dari tempatnya.

Syafa mengeryit, mendongak pada seseorang yang tentu tidak sengaja menabrak kardus itu hingga jatuh. Orang itu hanya berdiri, diam dengan tatapan yang entah berada ke mana.

"... Manusia Muffin?" tanya Syafa.

Ali mendongak, melirik pada suara yang baru saja menyadarkannya akan lamunan yang tak penting itu.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang