"Gue suka mendengarkan gosip, kagum bagaimana orang-orang bisa tahu hal-hal yang tak gue ketahui bahkan tentang diri gue sendiri."
~Aydrus Ali Haeddad~
19 June
🌼🌼🌼
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Whoah, gila! Dapet A plus!" teriak Arif senang.
"Iyalah. Lihat siapa yang edit, dong," Rizan menyombongkan diri.
"Heleh, kalo kerjaan lo pada kagak dicek Si Ali juga bakal dapet rendah. Toh, pada salah," Alina mengerlingkan mata sambil menyusun kertas-kertas bekas presentasi tadi.
"Heh, Lin. Please, deh. Nyombongin diri di atas Ali itu gak apa-apa. Yakali, kite juga tau otak kite gak nyampe kek otak Si Ali," ujar Arif.
"Berisik," ucap Ali, "Pergi kantin, sono,"
"Terus, lo mau nitip doang?" tanya Alina.
Ali menyahut enteng, "Iya, lah,"
"Enak aja lo," Arif merangkul pundak Ali, "Ikut, sini! Emang kami babu elo?"
"Kalo recomended babu, sih, emang cocok lu pade," kekeh Ali sambil berjalan karena terpaksa atas rangkulan Arif.
"Mau jadi apa, sih, lo? Ke kantin sekali-sekali banget, nitip doang kerjaannya." celoteh Rizan.
"Revisi," sahut Ali.
"Alesan!"
"Hei, hei. Ali!" seru seseorang.
Mereka berempat membalikkan badan. Alina menutup mulutnya. Matanya berbinar saat melihat pria yang memanggil Ali itu datang menghampiri.
"Dia ke sini!" seru Alina tertahan. Kakinya berjinjit riang.
"Wah, demenannya Si Alina, nih," goda Rizan.
Alina menarik pelan ujung rambut di dekat telinga Rizan, "Diem!"
Ali mengeryit, "Kenapa lo jauh-jauh dari FK ke Arsi? Gak bisa call aja?"
Pria itu menunjukkan senyuman yang membuat Alina merasa meleleh "Kebetulan aja, sih. Mau ngasih kertas ini. Disuruh senpai dateng,"
"Kok, gue? Kan, Zayra yang wakilin," sahut Ali heran sambil melirik kertas itu.
"Gak tau. Yang pasti lo dateng aja, deh," ucap pria itu, "Gue duluan, ya. Tar lagi ada kelas,"
"Eh, hati-hati, ya," ucap Alina kesemsem.
Pria itu melirik, lalu tersenyum, "Iya. Makasih, ya!"
"Hm, thank's, Amar," ucap Ali.
Amar mengangguk, lalu pergi sembari berlari kecil ketika teman-temannya sudah menunggu di ujung sana.
~Muayyad Amar-Fakultas Kedokteran~
"Udah, tuh, Lin. Ntar die kesambet gegara lo pelototin mulu!" ucap Arif sambil melambaikan tangannya di depan wajah Alina.
"Iih, Arif! Tangan lo minggir, dong! Ada malaikat lewat jangan diabaikan!" seru Alina greget.
"Yah, emang malaikat mau sama shinigami kayak elo?" kekeh Rizan.
"Rizaaan!" pekik Alina.
"Gue balik kelas, deh," ucap Ali ketika telinganya terbakar mendengar pekikan Alina.
"Eh, enggak, enggak. Nyok, kita cari meja," ajak Arif, lalu menunjuk pada meja yang kosong di ujung dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oman Cafe [SELESAI]
Tienerfictie(Spin-Off: Teruntukmu, Imamku) ~°°~ "Dia ganteng, tapi rese'! Suaranya bagus, tapi ngeselin!" Syafana Aliyya Farisi, gadis dengan paras cantik Arabnya itu sepertinya menyimpan dendam kusumat terhadap Aydrus Ali Haeddad, Barista Oman Cafe yang terlam...