Thirty-Six

377 39 7
                                    

"Mimpi buruk itu datengnya dari setan. Jangan biarin setan mempermainkan diri lo."

~Aydrus Ali Haeddad~

_17 Desember

🌼🌼🌼

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dheg!

Zayra terbangun. Keringat dingin membasahi pelipisnya. Gadis itu mengatur napas dengan istighfar yang diselingi.

Apa itu tadi? Kenapa gadis itu tiba-tiba bermimpi buruk sekali sampai ia terbangun kaget akan mimpi yang mengerikan itu. Seseorang hampir saja membunuhnya dengan sebilah pisau. Berlarian di hutan tanpa mengenal karateka yang ia kuasai sama sekali. Dan Si Pengejar yang terselubung seperti malaikat maut itu terus mengejarnya hingga gadis itu tak bisa berlari lari di tebing laut.

Dan dengan sekali lempar, pisau itu menancap di dada Zayra.

"Ugh ..," Zayra memegangi dadanya. Rasanya sakit sekali walau itu hanyalah mimpi belaka. Apalagi setelah dilempar pisau, dirinya langsung jatuh ke belakang menghantam tebing laut.

Zayra menggeleng. Hah, itu hanyalah bunga tidur. Mungkin dirinya lupa membaca doa sebelum tidur sampai ia bermimpi seburuk tidur. Coba ia pikir kembali. Kapan ia terakhir kali bermimpi buruk? SMP? Ah, ya. Sampai Alfa yang saat itu masih tinggal di rumahnya segera berlari ke kamarnya karena Zayra menjerit begitu keras di malam hari.

Memalukan.

Gadis itu melirik pada jam dinding yang menunjukkan pukul 01.45 WIB. Hah, masih dini hari sekali. Lebih baik ia kembali berbaring dan menarik selimut untuk tidur lagi. Memejamkan mata dan tak lupa kali itu untuk berdoa.

Tapi, kenapa hatinya gelisah?

Tak tenang. Gadis itu membalikkan badan, menghadap ke arah kiri dan kini berbaring sahaja. Apa itu? Rasa aneh yang tiba-tiba datang menghantuinya setelah mimpi buruk itu terjadi.

"Hufs ..."

Tangan gadis itu meraih handphone, mengetik sesuatu pada keyboard-nya lalu menempelkan benda pipih itu pada telinganya.

Tuuutt ...

'Halo ...'

"Aydrus," gumam Zayra, lalu bersandar pada sandaran ranjangnya.

'Apa, sih, Zay ... Tengah malem lo ngebangunin gue ... Rese', Zay,' ujar Ali di seberang sana. Suaranya kental sekali jika ia teramat mengantuk.

Zayra tersenyum. Entahlah, tiap kali ia tak bisa tidur karena ada turnament, pasti ia akan menelpon Ali karena cowok itu selalu mengangkatnya walau selarut apa pun malam. Milka, Edo, dan yang lainnya ... Hah, mereka pasti tidur lelap dan tak memperdulikan alarm yang berdentang kencang. Hanya Ali satu-satunya teman yang bisa ia ajak obrol di tengah malam karena kegugupan tak bisa tidur. Dan itu sudah ia lakukan sejak SMP.

"Gue tadi, tuh, kebangun, trus susah tidur. Ntahlah, tadi mimpi buruk. Masa gue dikejer-kejer malaikat maut?" cerita Zayra dengan mulut yang dimajukan dua senti.

'Hm ...' sahut Ali acuh tak acuh.

"Trus gue dilempar piso, abisnya jatoh ke laut. Hiy, serem amat," lanjut Zayra.

'Lo kira gue tukang tafsir mimpi?'

Zayra tertawa, "Lo, kan, pinter,"

'Zay, gue tau lo nelpon karena besok turnament. Emang udah biasa, tapi bisa gak, sih, kebiasaan itu dihilangkan? Gue baru tidur dua jam, nih,' gerutu Ali dengan suara yang sudah mirip zombie hidup.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang