Fifty-Six

458 53 26
                                    

"Gak hanya pada manusia, hewan juga harus diberi sesuatu dari rezeki yang kita punya,"

~Aydrus Ali Haeddad~

_11 April

🌼🌼🌼
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

~Oman Cafe, Jum'at, 06.00 WIB~

Ting!

"Tumben amat jum'at pagi udah buka? Biasanya tutup sampe jam sembilan," ujar Syafa memasuki kafe itu.

"Iya, Neng. Ada pesenan banyak, pagi ini bakal diambil, jadi ibu sama Nevan ke sini duluan," ujar Bu Ning.

"Tapi di depan ada motor Kak Ali?" gumam Syafa bertanya.

"Den Ali? Ah, ya. Dia udah dateng, kok. Ada di belakang," ujar Bu Ning.

Syafa mengucapkan terima kasih sebelum kakinya melangkah ke belakang. Tumben sekali Ali datang ke Oman Cafe di pagi jum'at, ditambah motornya ditaruh di depan, bukan di parkiran belakang khusus karyawan.

Ngapain Kak Ali ada di parkiran belakang ...?

Syafa mengeryitkan dahi saat menemukan sosok Ali yang menggunakan baju kokoh putih dan rambut yang berantakan, terlihat sedang memegangi setoples gula pasir. Lalu dengan tangannya, cowok itu mengambil sejumput gula pasir dan membuangnya ke tanah.

"Eeh! Mubazir! Mubazir!" seru Syafa mendekat, lalu mengambil toples gula dari tangan Ali.

Ali mengetyitkan dahi, "Ape, sih?"

Ugh, gas'ahnya ... Syafa mengembangkan sebelah pipinya. Mengapa Ali terlihat sangat tampan dengan kokoh putih itu?

"Ngapain buang-buang gula, sih? Gak tau, ya, harga gula sedang mahal di pasaran?" racau Syafa.

"Siapa yang buang gula?" Ali menghela napas.

"Lah, itu? Dikira gue kagak liat kali, ya?" gerutu Syafa.

Ali menarik napas, "Buka toplesnya,"

"Buat apa?"

"Buka aja! Bawel, deh,"

Syafa menurut. Ia membuka toples itu lalu mengikuti apa yang Ali pinta, membuat gadis itu kembali berteriak saat Ali membuatnya membuang sejumput gula pasir dari tangannya.

"Ini namanya sedekah semut," ujar Ali.

Eh? "Sedekah semut?"

Ali mengaangguk, "Gak hanya pada manusia, hewan juga harus diberi sesuatu dari rezeki yang kita punya. Setidaknya, semut. Satu sendok teh gula bisa membuat segerombolan semut kenyang. Hanya satu sendok teh gula di tiap pagi jum'at, tidak akan mengurangi setoples gula yamg ada di dapur,"

Syafa diam. Ia duduk, memeluk lutut dan memperhatikan satu demi sayu semut yang mendekati butiran gula. Dalam satu sejumput gula, Ali menaruhnya tidak menggunung di satu tempat melainkan dengan cara menebarkannya agar semakin banyak semut yang mendapat bagiannya dalam jangkauan luas.

Begitu, ya ...

"Berbuat baik yang simpel, bukan? Jika tiap pagi, akan lebih bagus. Semut juga mahluk hidup yang perlu makanan," beritahu Ali.

Syafa tersenyum, lalu berdiri dari duduknya, "Terus, lo dari mana pake baju kokoh gini?"

"Ziarah bokap dan para pendahulu lainnya," jawab Ali, lalu berjalan memasuki Oman Cafe.

Oman Cafe [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang