"Mereka harus dididik dengan tegas, jangan di podium dan di arena saja bisa jadi singa"
~Abi Alwi~
7 November
🌼🌼🌼
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~Minggu, 08.00 WIB~
"Cepetan, ih! Syafana! Labib!" seru Mama Hafsah sembari melihat jam tangannya.
"Duh, Ma. Majelis Shalawat Nariyah tempat Umi Sarah, tuh, mulai jam sepuluh. Santai aja kenapa, sih?" gerutu Syafa yang terlihat masih mengantuk.
"Ya ampun, kamu ini gimana, sih? Kita itu keluarga, harus saling bantu sebelum acara mulai. Lagian hari ini keluarga Farisi kumpul semua," ujar Mama Hafsah.
"Kak Ajib sampe pulang dari Bandung. Ada apa, nih, sampe kumpul semua?" tanya Labib, lalu mengambil kunci mobil yang diberikan Mama Hafsah.
"Jidah bakal pulang!" senyum Mama Hafsah.
Mata Syafa dan Labib berbinar. "Beneran?! Aaah, kangen banget sama Jidah!"
Mama Hafsah mengangguk, "Papa kalian lagi jemput Jidah ke bandara. Makanya kita harus cepet dateng sebelum Jida sampe,"
"Baiklah!" seru Syafa semangat, lalu membawa sebuah cup kue basah.
"Abib panasin mobil dulu. Syaf, lo taruh aja kuenya di bagasi," ujar Labib.
"Eh, Bib, Abib. Kamu bawa dua kantong jeruk sama pisangnya, ya," pinta Mama Hafsah.
"Iya, Ma,"
"Ma, emangnya makanan buat majelis hari ini spesial, ya? Makan apa, nih?" tanya Syafa.
"Nasi kebuli pake malbi kambing!" jawab Mama Hafsah semangat.
Mendengar itu, senyum Syafa mengembang, "Aaah, asik! Ada sambal nanas? Ada acar kebuli juga?"
Mama Hafsah mengangguk, "Bukan itu aja. Yang spesialnya, ada kambing bakar. Ajib banget, kan?"
"Iyaaa!"
"Makanya, cepetan!"
"Siap, Bos!"
🌼🌼🌼
"Ini punya gue, Kak!" seru Zayra.
"Apaan, sih? Ini jatah gue. Lo ngalah sama yang tua, kek!"
"Nggak mau. Enak aja ngalah mulu!"
"Elah, gue jarang-jarang balik, nih!"
"Pokoknya gak mauuu! Maaa! Kak Ajib, nih!"
Ajib menghela napas, lalu memberikan sebungkus es yang dibeli Mama Fira dan disimpannya di kulkas. Nasib, es-nya tinggal satu dan Zayra malah mengajak bergulat untuk memperebutkan es yang jarang ditemukan itu.
"Najib! Zayra! Ngapain, sih, di depan kulkas?" tanya Mama Fira, lalu menaruh dua cup brownies di atas meja, "Ya Allah, belum siap? Cepetan, dong! Jam sepuluh acara mulai, nih!"
"Iya, Ma. Kak Ajib, nih, lelet," ujar Zayra, lalu mengerlingkan mata.
Ajib melotot, dia bahkan sudah mengalah akan es krim legend itu namun Zayra masih tetap menyalahkannya, "Zay, lo mau gue ceburin ke selokan, ya?"
"Siapa?"
Jleb! Zayra dan Ajib menelan saliva. Abi Alwi datang dengan menaikkan sebelah alis dan tangan yang dilipat di depan dada.

KAMU SEDANG MEMBACA
Oman Cafe [SELESAI]
Teen Fiction(Spin-Off: Teruntukmu, Imamku) ~°°~ "Dia ganteng, tapi rese'! Suaranya bagus, tapi ngeselin!" Syafana Aliyya Farisi, gadis dengan paras cantik Arabnya itu sepertinya menyimpan dendam kusumat terhadap Aydrus Ali Haeddad, Barista Oman Cafe yang terlam...