"Kalo kita cuma bicara tentang mimpi, kita gak akan bisa liat kenyataan, kan?"
~Abdurrzyehab Hafiz~
25 June
🌼🌼🌼
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Nau! Nau! Nau!"
Naurra menaikkan sebelah alisnya ketika langkah kakinya dihentikan oleh seorang perempuan yang kini berlarian mengejar sembari melambaikan tangan.
"Zayra?" gumam Naurra. "Ada apa?"
Zayra mengatur napas. Beruntung angin sepoi siang itu berembus kencang untuk mendatangkan kesegaran pada terik saat itu, "Temenin gue ke perpus di FK, nyok?"
Naurra mengeryit, "Ngapain? Buat kuis besok, ya?"
"Iya. Kan, gak boleh saling pinjem sama temen. Lo enak bisa minjem sama Alfa," Zayra mengerlingkan mata. Dulu sebelum sepupunya itu menikah dengan Naurra, dirinya lah yang selalu meminjam buku Kedokteran milik Alfa.
"Yah, Zay. Susah amat mau nyari. Lo kayak gak tau perpus FK aja?" Naurra menghela napas, "Pinjem aja sama Kak Haf,"
"Duh, sumpah, gue males banget ketemu sama itu cowok," gerutu Zayra pelan.
"Ya, mau gak mau? Males tapi kangen juga, kan?" Naurra menaik-turunkan alisnya.
"Paan, sih? Rese' tau, gak?"
Naurra terkekeh, lalu melirik jam tangannya, "Dah, ah. Gue mau pulang, tugas rumah numpuk. Belum masak juga,"
"Acieee, ibu rumah tangga yang baik,"
"Harus, lah. Kewajiban," Naurra mengerlingkn mata, "Btw, kalo ketemu Alfa suruh pulang cepet, ya,"
"Oke, deh," sahut Zayra.
"Duluan, Zay. Assalamu'alaikum," ucap Naurra sembari berjalan menjauh ke arah jalan raya.
Zayra menghela napas. Ia berjalan ke arah batu di bawah pohon beringin yang cukup besar, lalu duduk di atasnya. Dedaunan pohon itu menghalangi terik matahari yang panas.
"Haf, ya," gumam Zayra.
Gadis itu merogoh saku baju, meraih handphone dan mencari nama yang dituju. Lalu menempelkan benda seribu umat itu padaa telinga kanannya. Mendengarkan nada panggilan tersambung yang cukup lama, hingga mengekpresikan wajah kesal ketika notification panggilan tidak diangkat terdengar.
"Ih, orang lagi perlu, juga," gerutu Zayra.
Gadis itu kembali menelpon, menautkan alis saat panggilannya tidak terjawab juga. Menggerutu dengan handphone di telinga kanan dan hal itu membuat Hafiz yang menonton dari lima meter dari balik pohon sambil memegang handphone-nya yang bergetar, tersenyum simpul.
Hafiz menaikkan sebelah alisnya, lalu mengangkat sambungan dari Zayra yang padahal bisa terlihat oleh matanya kala itu, "Ass--"
"Lama banget!" Zayra terlihat berdiri kesal.
"... Assalamu'alaikum," ucap Hafiz.
"Eh," Zayra salah tingkah, "Wa'a--, eh, Assala--Ih, Wa'alaikum salam!"
Hafiz tersenyum geli, "Kenapa? Kangen sama gue, ya?"
Zayra mengeryit. Orang pertama yang kelewat PD jika bersamanya itu adalah Alfa. Dan sekarang apa spesies sejenis itu sudah bertambah? Sungguh, mereka pasti tertular lewat teman satu genk yang somprak itu. Zyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Oman Cafe [SELESAI]
Teen Fiction(Spin-Off: Teruntukmu, Imamku) ~°°~ "Dia ganteng, tapi rese'! Suaranya bagus, tapi ngeselin!" Syafana Aliyya Farisi, gadis dengan paras cantik Arabnya itu sepertinya menyimpan dendam kusumat terhadap Aydrus Ali Haeddad, Barista Oman Cafe yang terlam...