"Tolong ACC, kami butuh OK 1 untuk pasang pen pada pasien patah tulang." Ujar seorang dokter residen meminta pada dokter anestesi.
[Name] tetap ngotot. "Saya sudah mengantri 2 jam yang lalu. Pasien saya remaja usia 16 tahun dengan diagnosis Appendisitis."
"Dokter Ushijima, pasien saya sudah kesakitan."
"Tidak, pasien saya sudah melakukan prosedur sebelum menjalani operasi sejak semalam dengan berpuasa tak makan dan hanya minum." Jelas [Name].
Sedang sengitnya perebutan ruangan operasi itu antara [Name] dan dokter lainnya dihadapan dokter anestesi, terdengar langkah kaki yang cukup keras.
[Name] melirik seorang wanita yang [Name] kenal lewat memberikan lembar persetujuan pada dokter anestesi itu.
"Dokter, saya minta ACC sekarang juga."
"Ehh.. dokter Aomine? Kan saya duluan.." Ujar [Name] sopan pada seniornya di rumah sakit itu.
Dokter anestesi menurunkan kacamatanya. "Operasi apa dokter?"
"Ibu hamil 8 bulan, fetal distress."
Dengan santainya dokter anastesi itu memberikan persetujuan pada dokter Aomine tanpa basa-basi.
[Name] be like :
Dengan berat hati [Name] mengalah dan mengundur kembali jadwal operasinya 1 hingga 2 jam setelah ini.
Kembali ke ruangannya ia meletakkan kepalanya disandaran kursi sembali mengecek kembali notifikasi ponselnya.
Dalam hati ia menangis. "Jadi pulang larut malam. Tidak bisa membuatkan makan malam, deh. Apa Wakatoshi-kun bisa membuatkan anak-anak makan malam sendiri?" Gumamnya sembari mengutak-atik ponselnya.
Ia membuka aplikasi perpesanan. Dibukanya chat room dengan suaminya.
"Wakatoshi-kun, gomen ne.. Aku pulang larut. Aku baru bisa operasi pukul 6. Kau bisa menghangatkan beberapa makanan yang kusimpan di kulkas atau kau bisa delivery order. Aku akan pulang sendiri nanti dengan bus.
Honto ni gomen, anata..
Love you~"Usai mengirim pesan itu meregangkan tangannya keatas sembari bergumam. "Lebih baik aku juga mencari makan sebelum operasi. Kopi! Ya aku benar-benar butuh kopi!"
Disisi lain 2 Jam Sebelumnya
Seorang remaja dengan 1 koper yang cukup besar itu sedang menanti pintu terbuka. Dicobanya menekan tombol bel yang ada didekat pintu.
"Ha'i."
Terdengar suara gadis kecil dari dalam. Gadis bersurai dark-olive membuka pintu dan menatap remaja tadi.
"Excuse me. If i'm not mistaken, is this really the Ushijima Family's house?"
Yuki hanya menatap sembari mengedipkan kelopak matanya berkali. Ia tak begitu mengerti apa yang remaja itu katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family