✿S3-This Isn't The End Of The Story✿

596 95 64
                                    

Siapa yang menyangka kalau tujuan mereka bukanlah supermarket, melainkan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit?

Tidak ada.

Ushijima dilanda rasa takut dan panik yang luar biasa. Ia membatalkan janjiannya dengan Daichi, sontak Daichi dan Yui ikut menyusul.

"Kenapa bisa mendadak begini?" Tanya Daichi.

Ushijima menggeleng. "Aku tidak tahu. Dia tidak apa-apa tadi pagi."

Dokter keluar setelah selesai memeriksa [Name] secara lengkap. Ushijima langsung bangkit dan menghampiri dokter tersebut.

"Apa istri saya tidak apa-apa, dokter?"

Dokter mencoba menenangkan Ushijima. "Masih belum pasti apa penyebab pingsannya Nyonya Ushijima. Namun jika ditinjau dari riwayat penyakitnya saya takut Leukemia kembali lagi. Namun saya masih belum bisa memastikan, kami pihak rumah sakit membutuhkan persetujuan Anda untuk pemeriksaan lebih dalam."

Ushijima menyanggupi. "Tolong lakukan apapun."

Pemeriksaan berjalan begitu lama, perawat disana mengatakan kalau hasil baru akan keluar pagi hari berikutnya. Ushijima begitu setia menemani [Name] yang terkulai lemah di ranjang rumah sakit dengan berbagai macam selang memenuhi lengan kanan dan kirinya.

[Name] membuka matanya dengan begitu berat dan menggerakkan sedikit tangannya membuat Ushijima terbangun tengah malam.

"[Name]? Kau bangun?"

Ushijima bangkit dan mengelus pipi [Name] perlahan.

"Minum." [Name] melirih.

Tatapan yang [Name] berikan pada Ushijima nampak begitu sendu. Ushijima dengan hati-hati mendekatkan gelas dan sedotan ke bibir [Name].

"Oshi?" [Name] begitu erat menggenggam tangan Ushijima. "Aku ingin pulang. Aku tidak mau lama-lama disini."

"Aku tahu." Ushijima mengangguk dan mengecup lembut tangan [Name]. "Kita pulang setelah kau membaik, okay?"

"Oshi?"

"Ya?"

"Jangan bilang anak-anak, mereka masih fokus, kan?" [Name] mengambil napas begitu berat meski telah dibantu alat bantu pernapasan. "Aku takut mereka terganggu."

Ushijima mengangguk. "Aku tahu kau akan bilang begitu."

"Oshi?" Panggil [Name] lagi.

"Ada apa? Mau minum lagi?"

[Name] menggeleng pelan. "Jangan jauh-jauh. Aku takut."

Ushijima menghela napasnya lalu mengelus pelan kepala [Name]. Ia mencoba tetap tersenyum meski dalam hati ia begitu sakit.

"Tidurlah. Aku tidak akan pergi kemana-mana." Kalimat yang Ushijima lontatkan itu mendapat respon anggukan dari [Name].

.
.
.

Dokter penyakit dalam datang pagi itu dengan hasil laboratorium yang dilakukan kemarin malam. Ushijima sama sekali tidak melepaskan genggamannya dari tangan [Name].

"Dengan sangat prihatin saya mengungkapkan bahwa Nyonya Ushijima mengidap kembali Leukemia Limfoblastik Akut." Jelas Dokter itu di akhir penjelasannya.

"Stadium?" Tanya Ushijima.

"Very High-Risk, sudah stadium akhir." Dokter itu menghembuskan napasnya dengan pelan. "Satu-satunya cara terakhir adalah transplantasi sel susum tulang belakang. Dari data yang kami punya, donor tercocok untuk Nyonya Ushijima adalah atas nama Ushijima Hayato dan [T/N] Moreno. Mungkin Anda bisa menghubungi keduanya untuk menanyakan apakah keduanya siap untuk mendonorkan?"

[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang