Ushijima terus memandang aneh pada [Name] akhir-akhir ini. [Name] seolah menjadi sangat protektif pada Yuki.
[Name] masih memperlakukan kedua bayinya dengan adil. Namun ia lebih sering memperhatikan Yuki dibanding Taka, dan itu membuat Ushijima berpikir keras.
Ushijima tahu ibu yang baru saja melahirkan akan ada sindrom-sindrom yang menyerang. Tapi kali ini,
"Ini lebih parah dari yang dulu."
Beruntung Ushijima memutuskan mengambil cuti setelah pertandingan kemarin. Ia bisa memperhatikan keluarganya lebih banyak.
"[Name] Taka sudah tertidur. Bagaimana dengan Yuki? Biar aku sa-"
Tangan Ushijima dihempaskan begitu saja oleh [Name].
Manik Ushijima membulat, dilihatnya [Name] sedikit gemetaran dan nampak sekali ketakutan.
"J-jangan. A-aku saja." Ujar [Name] terbata-bata.
[Name] bangkit untuk meletakkan Yuki di box bayinya. Dipandangnya Yuki lekat-lekat dan begitu lama.
Flashback
Ushijima sedang bermain PS di ruang tengah dengan [T/N].
"[T/N], sebenarnya aku sedang bingung."
Tanpa memperhatikan Ushijima. "Bingung kenapa?"
"Kenapa [Name] mendadak menjadi overprotektif terhadap Yuki."
You Lose
[T/N] memperhatikan Ushijima. "Overprotektif maksudmu?"
Ushijima menghela nafasnya dengan kasar. "Seolah dia tidak bisa mempercayakan Yuki padaku. Setiap aku akan menggendongnya ia selalu menolak."
"Kau sudah bertanya pada Mikael? Atau searching di Google?"
"Aku sudah searching tapi aku masih belum paham dan yakin. Apa ini masuk dalam baby blues syndrome atau bukan?" Jelas Ushijima.
[T/N] nampak berpikir. "Wakatoshi, kau tidak lupa trauma yang pernah [Name] alami selama masih kecil 'kan?"
Ushijima tersentak. "Mungkinkah kambuh sekarang?"
[T/N] menggeleng. "Bukan kambuh. Yuki itu perempuan, terlahir kembar, kembarannya laki-laki. Situasi yang sama sepertiku dan [Name]."
Ushijima nampak terdiam meresapi setiak kata yang dilontarkan oleh iparnya itu. Ia tahu [Name] diperlakukan tidak adil oleh Ayahnya karena ia anak perempuan bukan laki-laki.
Tidak hanya secara kerusakan fisik, namun juga kerusakan mental hingga membuat [Nane] tidak bisa tidur setiap terbagun tengah malam. Bahkan kakaknya sempat membawa [Name] ke psikolog dan harus mengkonsumsi obat penenang beberapa tahun.
Ushijima sudah dengar ceritanya dari Jayden lengkap dari awal hingga akhir.
"Ahh!! Aku mengerti!"
[T/N] mengedipkan maniknya berkali-kali. "Maksudmu?"
"Situasi yang sama. [Name] tidak mau Yuki mengalami nasib yang sama sepertinya bukan?"
Flashback end
Ushijima memeluk [Name] dari belakang, meletakkan kepalanya tepat dibelakang leher [Name].
"[Name], aku tahu kau ketakutan." Gumam Ushijima.
Kalimat itu sukses membuat [Name] tersentak. "A-aku tidak tahu maksudmu, Wakatoshi-kun."
Ushijima membalikkan tubuh [Name] menghadapnya. "Jangan berbohong padaku." Ushijima menangkupkan keduabtangannya dipipi [Name].
"Dengar, [Name]. Satu hal yang harus kau ingat adalah aku bukan Ayahmu. Aku akan memperlakukan Yuki dan Taka dengan adil. Aku juga tak mau anak-anakku mengalami hal itu. Kau mengerti."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family