Ushijima dengan senyumannya mendorong troli kopernya keluar menuju pintu kedatangan bandara.
"Sayang, tunggu disini dan akan kuambil mobilnya." Ujarnya.
[Name] yang dengan santainya duduk di troli itu sama sekali tak bergeming. Keenan yang ikut serta mengantar Hannah ke Jepang itu berbisik pada Hannah.
"Mereka berkelahi?"
Hannah menggeleng. "Engga tau. Dari kemarin kaya gitu, kata Aunty sih Uncle Wakatoshi main curang. Tapi aku ngga ngerti main apaan?"
Ushijima datang dengan mobilnya dibantu dengan Hannah menaikkan koper dalam bagasi. Melihat [Name] yang bisa jalan namun sedikit aneh membuat Keenan semakin berpikir.
Keenan mengerutkan kedua alisnya. "Main? Curang? Tapi kok sampai Aunty [Name] ngga bisa jalan, sih?"
Entah mendapat wangsit dari mana, Keenan menyadari sesuatu. "Holy shit!!" Ujarnya histeris lalu terdiam dipukul Hannah menggunakan paspornya.
"Bisakah kau menjaga wibawamu saat di Negara lain? Malu-maluin!"
Ushijima membantu [Name] masuk. "Kita pulang, ya? Tolong jangan mengambek begini anak-anak malah bertanya-tanya nanti."
[Name] mesih tetap diam dan mengembungkan pipinya.
Semua dokumen untuk Hannah sudah Ushijima dan Keenan urus. Hannah akan tetap sekolah namun disebuah boarding school yang menggunakan bahasa inggris mengingat Hannah sama sekali tidak berbicara Bahasa Jepang.
Hayato yang sudah dirumah sejak pukul 2 siang itu membuka pintu mengetahui keluarganya sudah pulang. Hayato, Keenan, dan Hannah sudah akrab sejak kecil jadi sudah tidak ada kata segan lagi diantara mereka.
"Hannah, kau bisa menempati kamar Yuki. Lantai 2 ambil kanan paling pojok sebelah kanan." Jelas [Name]. "Hayato, bantu Hannah menaikkan koper keatas. Dan Keenan terserah mau di kamar tamu atau dengan Hayato nanti."
Keenan melambaikan tangan. "Aku santai saja, Bibi."
Hayato membawakan koper Hannah sampai ke kamar. Bahkan ia juga menjelaskan dimana kamar mandinya.
"Dirumah ini hanya kamar utama dan kamar tamu yang ada kamar mandi di dalam. Dan toilet lantai dua tepat disamping kamarmu. Lalu 2 kamar disebelah kiri ini kamarku dan kamar Taka, jika kau butuh sesuatu tinggal ke kamarku saja. Oh, kuberitahu satu hal, kita punya tangga rahasia untuk ke loteng. Masih berantakan, sih, sedang di renovasi Papa untuk kita main game."
Hannah menatap Hayato. "Kenapa di loteng? Bukankah ruang tengah dibawah cukup lebar?"
"Kita serumah pernah memecahkan LED TV rumah dengan bola. Mama jadi marah-marah, deh. Lalu Papa kepikiran untuk merenovasi loteng atas." Jelas Hayato.
Hayato meletakkan koper Hannah lalu keluar. "Kau bisa mandi dan relax sebentar. Jangan lupa pukul 7 turun untuk makan malam."
"Okay, thanks."
Hannah menelisik sekitarnya, dibukanya gorden kamar itu. Senja nampak begitu memikat di negara ini. Dibukanya ponselnya dan memotret pemandanggan itu dari jendela.
Foto itu tampak bagus tanpa editan, lantas ia mempostingnya dengan sebuah tulisan yang menjadi doanya.
"Semoga aku sembuh dan semakin bahagia disini. Senang bertemu denganmu dan temani aku satu tahun kedepan."
.
.
."Sayang jangan ngambek. Maaf aku main kasar kemarin. Aku tidak akan seperti itu lagi." Ujar Ushijima sembari manja pada [Name].
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
DiversosKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family