✿S3-Confession✿

619 87 28
                                    

Mitsuki mengajak Yuki untuk tinggal di apartemennya selagi ia mengurus beberapa dokumen di Tokyo. Terlebih lagi Taka baru tiba di Tokyo 4 hari yang akan datang. Tenang, Yuki menempati kamar kosong satunya.

Taka dan Yuki berencana akan pulang ke Miyagi sebagai kejutan ulang tahun [Name]. Tentu saja ini rencana Hayato tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya karena mereka mengira si kembar akan pulang bulan depan.

Pagi hari, Mitsuki sudah berkutat dengan waffle buatannya di dapur.

"Ohayou~" Sapa Yuki sembari mengucek matanya.

Mitsuki menoleh. "Ohayou, Yuki. Tidurmu nyenyak?"

Yuki duduk malas dikursi. "Sepertinya aku jetlag, biasa, perbedaan waktu. Kau membuat sarapan?"

"Aku membuat waffle." Ucap Mitsuki mengusap kepala Yuki lalu meletakkan sepiring waffle dimeja. "Kau bisa tidur sepuasmu hari ini."

Yuki menggeleng. "Tidak. Syaraf otakku sudah terprogram selalu bangun pagi. Mau tidur lagi pun pasti tidak bisa."

Mitsuki diam dan berpikir. Keduanya sempat senyap beberapa saat dan hanya bunyi sendok yang terdengar.

"Yuki?"

"Hmm?"

"Mau jalan-jalan hari ini?"

Semburat merah terlukis manis di pipi Yuki. Tanpa memandang Mitsuki, Yuki mengangguk.

"Boleh."

.
.
.

Di sisi lain, di kediaman Ushijima...

"Papa!! Sumpah geser sedikit kenapa sih?! Sempit tahu!"

"Jangan berisik Hayato. Papa mau tidur satu jam saja."

Hayato mendorong tubuh Ushijima yang jelas masih bukan tandingannya untun geser sedikit.

"Tempat Papa masih longgar?!"

Ushijima tidak peduli. "Hush! Sudah diam saja!"

[Name] yang baru saja selesai menyiapkan sarapan itu berkacak pinggang melihat 2 pria bermarga Ushijima tidur di lantai usai begadang semalaman bermain PS5 terbaru.

"Hoii, ini sudah pagi. Sarapan dahulu!" Perintah [Name].

[Name] menunggu 10 menit tidak ada balasan atapun respon. Padahal ia juga harus beres-beres rumah terutama ruang tengah yang seperti kapal pecah. Snack berserakan, soda yang tumpah ke karpet, belasan kaleng bir. Itu membuat [Name] risih.

"Kau sudah merenovasi loteng atas untuk main game, Ushijima-san!? Kenapa harus main PS dia ruang tengah?"

Ushijima menatap kearah [Name] dengan mata sipit. "Di loteng, kan, tidak ada TVnya. Boros kalau harus beli TV lagi. Betul tidak Hayato?"

"Hm, hm.." Hayato mengangguk.

[Name] menarik napas dalam-dalam. "OH GITU? BELI TV LAGI BILANG BOROS PADAHAL KEMARIN BELI MOBIL KELUARAN TERBARU 2M!! GAPAPA!! LANJUTKAN!! GA SEKALIAN SANA CARI ISTRI BARU!"

Kedua pria itu langsung membuka mata dan bangun. Hayato menambahi. "Oh iya! Bukannya kemarin ada Ibu Ibu menyapa Papa ya di konbini depan? Kan dia memuji Papa yang masih segar bugar seperti perjaka."

[Name] melirik kearah Ushijima. "Lalu bagaimana respon Papamu, Hayato?"

"Senyum dan bilang terimakasih."

Ushijima menepuk jidat. "Sayang, aku bisa jelaskan."

"Oh, seleramu sekarang turun ke janda yang kegatelan, ya, Oshi? Mengangumkan." Sindir [Name].

[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang