Warning : Super Fast Skip Time
————
Levi melirik manusia disekelilingnya. "Empat orang, ya?"
Mobil itu berhenti sesuai dengan arahan Levi untuk mengambil Flashdisk Hitam yang telah [Name].
"Dimana kau meletakkan benda itu?" Tanya salah seorang orang suruhan Marco.
Di sebuah gundukam tanah kecil dekat pohon, Levi menggali kembali dan mengambil flashdisk hitam itu lalu diserahkan pada salah satu suruhan.
"Aku bilang aku tidak main-main, bukan?"
Orang suruhan itu terkekeh geli. "Jangan merasa bebas dulu. Kami akan mengecek kebenaran data didalamnya."
"Tck!" Levi berdecak kesal.
Pada laptop yang dibawa, laptop itu mengalami error yang sangat parah. Virusnya menyebar, bahkan merusak berkas penting didalamnya.
"Kalian menipu kami!!" Ujar suruhan itu seraya menodongkan senjata kearah Frederick dan Levi.
Senyuman Levi menyungging. "Bingo!"
Duo Frederick-Levi dan keempat orang suruhan itu saling serang dengan senjata masing-masing. Salah seorang melaporkannya pada Marco. Bala bantuan dari pihak musuh pun telah tiba, 2 lawan 14 orang suruhan.
"Aku tak janji untuk melindungimu, anak sialan!" Umpat Levi pada Frederick.
Frederick melepaskan pelurunya. "Aku tahu! Tapi tolong sampaikan permintaan maafku pada Emilia dan bayi yang tak bersalah itu. Aku bahkan belum sempat menjadi Ayah yang baik untuknya."
Netra kelam Levi membulat mencerna kata-kata Frederick. Ia bahkan sampao mengerutkan dahinya.
"Maksudmu?"
Seraya menembak, nampak senyuman terukir diwajah Frederick. Ia menatap ke arah Levi. "Bayi itu adalah anak ka–"
DARR!!
Belum sampai Frederick menyelesaikan kalimatnya, sebuah peluru menembus tepat dari belakang kepalanya.
Levi langsung bersembunyi dibalik pepohonan dalam hutan kota yang cukup gelap.
Tak hanya bertarung menggunakan senjata, ia juga bertarung dengan pisau kecil yang selalu ia bawa untuk one-on-one combat.
Masih tersisa 1 musuh lagi, namun Levi sudah kehabisan tenaga. Pandangannya kabur karena darah mengucur menutupi sebagian wajahnya. Belum sempat musuh itu menarik pelatuknya, musuh itu jatuh tertembak.
"Hoi!! Kau tidak apa-apa?"
Sosok pria bersurai coklat gelap dengan seragam lengkap kepolisian datang disana bersama dengan rombogan kepolisian yang lain. Mereka sudah dikepung oleh beberapa unit mobil polisi.
Levi hanya mengangguk.
Pria itu memperlihatkan lencana identitasnya. "Namaku Sawamura Daichi, aku Kepala Divisi Penyergapan malam ini. Bisa kau jelaskan lebih detail apa yang terjadi?"
.
.
.Sebelum Marco mendapatkan laporan, [Name] memcoba bangkit dari kursinya dan membuka pintu Cloud Nine untuk segera mengevakuasi Ushijima, Hayato, dan Emilia.
"Aku akan membawa Hayato keluar lalu biarkan aku masuk kembali, [Name]!" Pinta Ushijima berkali-kali.
"Tidak, Wakatoshi-kun. Pergilah!"
"Kau mengusirku?"
"Aku mengusirmu karwna anak-anak membutuhkanmu!"
"Mereka jauh lebih membutuhlan sosok Ibu!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family