"Rombongan atlet timnas voli putra dan putri, cabang olahraga panahan, dan renang sudah tiba di Bandara International Los Angeles California 40 menit yang lalu."
"Benar sekali, Olympic kali ini negara kita dijadikan perbincangan panas. Apalagi di cabang bola voli yang semakin diperkuat dengan hadirnya 2 member temuda, Sakusa Ryujin [Outside Hitter] dan Ushijima Takayuki [Oppsite Hitter]. Aku jadi tidak sabar melihat duo Ushijima dalam satu lapangan. Jangan lupakan juga, Tim Compound Tunggal Putri juga diperkuat oleh Ushijima Koyuki yang mengikuti jejak sang Ibunda dalam panahan."
"Ahhh benar juga. Wahh aku benar-benar tidak sabar melihat ketiganya berdiri di lapangan."
[Name] masih asyik di dapur dengan dunia per-bakingannya. Sedangkan Ushijima menikmati waktunya sembari menonton televisi di ruang tengah.
Ponsel Ushijima menunjukkan satu notifikasi. Hayato mengirimkan satu foto berempat dengan Mitsuki, Yuki, dan Taka.
"Save landing, Pap. Wish us luck." Tulisnya dalam pesan itu.
Ushijima tersenyum dan membalas pesan Hayato. "Good luck for all of you. Hayato jaga adiknya biar ga hilang."
[Name] menepuk pundak Ushijima. "Apa yang kau lihat, Oshi? Aku memanggilmu sedari tadi."
Ushijima menoleh. "Oh, anak-anak hanya memberi pesan kalau mereka sudah landing di LA. Itu saja."
"Oh begitu."
[Name] hendak melanjutkan kembali aktifitasnya di dapur. Namun sebelum ia berbalik, Ushijima menahan tangan [Name].
"Ada apa?" Tanya wanita itu.
Ushijima menarik sedikitnkeras dan ![Name] ambruk di pangkuannya. "Mumpung anak-anak pergi dan sepi. Aku mau itu."
.
.
.Satu minggu terakhir, Ushijima benar-benar lengket tidak mau melepaskan [Name] meski untuk 1 hari. Itu sempat membuat [Name] kesal karena membuatnya tidak bisa fokus dengan pekerjaannya.
Tiap pagi, Ushijima selalu mengantarkan [Name] ke rumah sakit untuk praktek atau sekedar visit pasien. Bahkan saat makan siang pun Ushijima kerap mampir hanya sekedar mengecek [Name]. Bahkan jika harus sampai tengah malam, Ushijima juga rela menjemput [Name].
Tidak biasanya begini.
Selarut dan sesibuk apapun [Name], Ushijima selalu mengerti. Namun kali ini pengertiannya terlewat batas dan cenderung meresahkan.
Ya. Meresahkan.
"Oshi, aku tahu kekhawatiranmu tapi itu membuatku tidak fokus bekerja." Ujar [Name] saat dalam mobil. "Siapa yang tidak kaget melihatmu duduk santai di depan pintu ruang operasi?"
"Aku dalam perjalanan pulang. Jadi aku menunggumu saja sekalian. Daripada kau pulang naik kereta atau bus?"
Ushijima menaikkan handbreak sesaat setelah berhenti di lampu merah. Tangannya mengusap paha [Name]. "Lelah? Mau makan malam diluar?"
"Aku benar-benar lelah hari ini. Rasanya ingin segera naik ke ranjang."
Ushijima tersenyum. "Tapi tetap harus isi perut dulu. Mau kubuatkan sesuatu?"
"Aku tidak nafsu makan, Oshi. Mungkin aku sudah terlalu lelah."
Lampu telah berubah menjadi hijau kembali dan Ushijima menginjak pedal gasnya dengan perlahan.
"[Name]?"
"Hm?"
"Kalau kau lelah begini, yakin besok bisa menemui orang itu? Tidak istirahat saja?" Tanya Ushijima khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family