"Wakatoshi-kun, bangunlah. Sudah pagi."
[Name] susah payah membangunkan Ushijima pagi ini. Padahal minggu pagi adalah waktu untuk keduanya jogging pagi bersama.
Ushijima bangun menguap lebar lalu mengucek matanya. "Ini jam berapa?"
"Jam 5.40 pagi. Kita terlambat 10 menit, Wakatoshi-kun. Bangun cuci mukamu dan gosok gigi lalu pemanasan." [Name] membantu Ushijima bangkit lalu mendorongnya masuk ke kamar mandi.
Ushijima hanya tersenyum melihat tingkah [Name] yang sudah mulai berubah sejak kejadian beberapa hari yang lalu. Ia mencuci muka, menggosok gigi lalu ganti dengan pakaian yang sering ia gunakan untuk workout dengan [Name].
Manik Ushijima terpaku dengan 2 benda kecil di tempat sampah dalam kamar mandi itu. "Loh ini kan.."
Ia keluar dengan terburu-buru. "[NAME]!!?"
[Name] yang sedang mengikat rambutnya itu menoleh. "Ada apa? Kenapa harus panik begitu?"
Ushijima menghampiri [Name] dan bertanya. "Pil penenangnya kemana? Kemarin masih banyak loh. Kau tidak meminum semuanya, kan?"
Manik [Name] turun sedikit dan mendapati botol kaca dengan label tulisan resep didepannya. Ia membulatkan bibirnya. "Oh, ini? Aku membuangnya di toilet tadi pagi."
"Kenapa dibuang?"
"Aku, tidak mau bergantung pada obat lagi, Wakatoshi-kun. Terlalu mengandalkan obat penenang malah membuatku semakin berpikir kalau aku tidak akan bisa bahagia lagi."
Ushijima menghela napasnya lalu menggiring [Name] untuk duduk di tepian ranjang. Ia duduk berlutu di depan [Name] sembari menatap gadis itu.
"Kau yakin? Aku hanya bisa kabur dari asrama dan ke apartemenmu saat akhir pekan. Aku tidak bisa mengawasimu tiap malam."
[Name] menggeleng. "Jangan khawatir. Ini juga keinginanku sendiri untuk mencoba menerima kenyataan."
"Ke-Kenyataan?"
[Name] hanya tertawa canggung. "Bukan apa-apa. Cepat siap-siap kita sudah kesiangan."
Ushijima dan [Name] terbiasa jogging kecil Minggu pagi meski sempat pernah [Name] hilang dan tersesat karena ditinggal oleh Ushijima. Itu ditertawakan oleh Tendou saat ia bercerita senin paginya.
Sejak itu Ushijima tidak pernah jogging dengan cepat dan terburu-buru jika berdua dengan [Name].
Sedari tadi mereka hanya diam dalam fokusnya masing-masing, tidak seperti biasanya yang sembari bercanda. Sesampainya di apartemen [Name], Ushijima memeluk figur gadis itu yang sedang membuat smoothies di dapur.
Ushijima masih menyimpan banyak kekhawatiran dan pertanyaan mengapa [Name] membuang obat penenangnya.
"[Name]? Kau masih belum memberiku penjelasan yang lebih detail mengapa kau membuang painkiller dan obat penenangmu."
[Name] menghela napas lalu berbalik. "Aku sudah bilang padamu aku tidak mau bergantung pada obat-obatan lagi. Aku mau mencoba menghilangkan overthinkingku sendiri."
Ushijima masih belum yakin dan itu terlihat jelas dari ekspresi wajahnya. [Name] memeluk tubuh kekar itu untuk meyakinkan.
"Aku bertemu dengan Mama dan Taka sebelum ini."
Kalimat itu sontak membuat Ushinima terkejut. Ia melepaskan pelukan [Name] dan mendongakkan wajah [Name] dengan lembut.
"Maksudmu apa, sayang? Kau bertemu dengan orang yang sudah meninggal? Atau bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
AcakKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family