Pukul 1 tengah malam, Ushijima masih menyalakan ponselnya. Ia menerima banyak telepon terutama dari kakak iparnya Mikael.
"Virus ini bisa disebut sebagai virus ebola. Virus wabah yang terjadi di Afrika Selatan. Sangat wajar jika tenaga medis bisa ikut terinfeksi, apalagi pasien warga negara Sudan." Jelas Mikael.
"Sebenarnya aku sudah memintanya untuk tidak belerja mengingat masih hamil muda begitu, tapi aku juga tidak bisa memaksanya berhenti begitu saja."
Terdengar sebuah helaan napas berat diseberang ponsel Ushijima.
"Dokter kandungan sudah memberikan edukasi mengenai resiko bagi janinnya?"
"Sudah."
"Mau tidak mau kau harus siap Wakatoshi."
"Aku tahu." Jawab Ushijima. "Aku hanya mengkhawatirkan keadaan [Name] nanti. Apakan ia bisa menerimanya atau tidak?"
"Kalau anak itu memang rezeki kalian, ia tak akan pergi. Tapi kalau memang bukan rezeki kalian, ku harap kau bisa jadi garda paling depan untuk menenangkan istrimu. Jangan berhenti berdoa, ya.."
Ushijima menganggukan kepalanya. "Terimakasih, Kak."
.
.
.Tidak ada waktu untuk Ushijima beristirahat 3 hari 3 malam. Ponselnya selalu menyala dan siap sedia didekatnya jika sewaktu-waktu pihak rumah sakit menghubungi.
Pukul 5 pagi, Taka dan Yuki mengetuk pintu kamar Ushijima.
"Papa?"
Ushijima hanya duduk bersandar disebuah kursi sofa. Ia menoleh mengarah pada sumber suara.
"Kalian sudah terbangun?"
Keduanya masuk lalu menutup pintu lagi. Pindah tidur diranjang Ushijima.
"Kapan Mama pulang?" Tanya Yuki.
Ushijima bangkit dari sofa dan ikut berbaring dengan si kembar. Dipeluknya si kembar di kanan dan kiri lengannya.
"Kalian merindukan Mama, hm?" Tanya Ushijima dibarengi dengan anggukan Taka dan Yuki.
"Apa Mama dan dede bayi akan baik-baik saja?" Tala bertanya dengan polosnya.
Ushijima menjadi teringat akan hal yang disampaikan oleh dr. Noriko kemarin.
Ia menghela napasnya perlahan. "Hey, apa kalian mau mendengarkan Papa sebentar?"
Taka dan Yuki saling melempar pandangan lalu menatap Ushijima memberikan anggukan. "Iya."
"Seandainya, hal terburuk terjadi pada dede bayinya, apa kalian akan marah?" Tanya Ushijima.
"Kenapa Papa bertanya seperti itu? Tentu saja kami akan marah!" Jawab Taka.
"Sekarang coba pikirkan, lebih baik kehilangan Mama tapi dede bayi bersama kita atau kehilangan dede bayi tapi Mama tetap bersama kita?"
Pertanyaan Ushijima adalah pertanyaan yang seharusnya tidak boleh ditanyakan pada anak 9 tahun. Ini menjadi pilihan sulit.
"Kenapa Papa begitu? Mama dan dede bayinya penting untuk kami!" Protes Taka.
Yuki meneteskan air mata. "Apa hal buruk terjadi pada Mama?"
Pertanyaan Yuki membuat Taka membulatkan maniknya. "Apa maksudmu Yuki? Mama itu sehat dan baik-baik saja, kan? Bukankah Mama sedang bekerja?"
Ushijima memeluk keduanya. "Maaf Papa tidak bilang sebelumnya. Tapi Mama.. Mama sekarang, sedang berjuang bertahan hidup sendirian."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family