[S2] Argentina

725 100 29
                                    

~Sebelum melanjutkan cerita, alangkah baiknya kita menundukkan kepala sedikit untuk berdoa dan menyampaikan turut duka cita atas jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ182. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amin..~

––––

Hayato benar pergi sendirian. Mengingat-ingat apa yang harus ia lakukan, terutama menyimpan paspor, visa, tanda pengenal, surat keterangan berpergian tanpa orang tua dengan baik didalam tas ranselnya.

Ushijima sengaja memesankan tiket penerbangan dengan satu kali transit agar melatih Hayato teliti dan cermat lagi. Meski akhirnya ia kena omelan parah dari [Name].

Dengan kemampuannya berbahasa inggris yang baik benar-benar menguntungkan baginya.

Seorang pramugari cantik menjelaskan dokumen yang dibutuhan untuk mengisi formulir imigrasi.

"Kakak bisa membantu mengisikan." Tawar Pramugari itu.

Hayato menggeleng. "Akan kuisi sendiri."

"Baiklah, jika ada yang tak mengerti jangan sungkan untuk bertanya. Kakak permisi dulu."

Hayato mengeluarkan pulpen dan mengisi lembar imigrasi. Sembari menatap keluar jendela.

"Argentina, i'm coming." Batinnya sembari tersenyum.

Setelah belasan hingga puluhan jam berada dalam perjalanan, sebuah keluarga kecil menjemput Hayato. Pamannya Izana, Bibinya Joanna, beserta 2 anaknya Aika (6th) dan Joshua (11 th).

Izana memeluk keponakannya. "Paman pikir kau akan salah masuk pesawat. Papamu benar-benar gila memesankan tiket pesawat dengan satu kali transit."

Hayato terkekeh. "Ya begitulah. Mama benar-benar marah karena hal itu. But, now i'm here."

Joanna ikit memeluk Hayato. "Welcome home, Hayato. Ayo kita pulang."

Hayato dan Joshua meski hanya bertemu sekali langsung akrab berbeda dengan Aika yang masih malu-malu. Joshua juga mengerti sedikit Bahasa Jepang.

.
.
.

Disisi lain, Taka dan Yuki menatap langit biru melalui balkon rumah lantai 2 mengobrol berdua.

"Ne, Yuki. Apa Onichan akan pulang?"

Yuki tanpa menatap Taka menjawab. "Dia akan baik-baik saja. Ia akan pulang suatu saat nanti."

Taka menghela nafasnya. "Nenek pergi selamanya, Papa sore ini akan berangkat ke Polandia, Onichan ke Argentina. Apa kau akan pergi jauh ke luar negeri juga Yuki?"

"Entahlah. Aku tidak tahu."

"Eeh? Padahal turnamen internasional pertama Mama saat ia 12 tahun loh! Kalau aku sih mau ke tempat Kakek saja di Amerika setelah lulus SD nanti." Jelas Taka sembari mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.

Yuki menatap Taka datar. "Kalau mau pergi, silahkan saja pergi."

"Kau mengusirku?"

"Katanya mau pergi? Ya sudah silahkan."

"Tidak sekarang, Yuki. Nanti setelah lulus SD!"

Yuki menatap keatas langit kembali. "Sepertinya aku tidak akan pergi."

Taka melongo. "He? Nande?"

"Jika aku pergi siapa yang akan menemani Mama?"

Obrolan sepasang anak kembar itu ternyata didengan oleh Ushinima dan [Name] yang menguping dari sisi lain tembok.

[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang