[Name] mengetuk pintu kamar yang dipesan pengantin perempuan untuk make-up. Dengan hati-hati ia masuk. Aileen yang sudah selesai di dandani sedemikian rupa itu menyapa calon Mama Mertuanya.
"Cantik seperti dugaanku." Ujar [Name].
"Mami sudah datang?" Aileen menyapa.
Nampak wajah Aileen begitu lelah. "Kau nampak lelah, tidak bisa tidur cantik semalam?"
Aileen tersenyum pahit. "Hanya mimpi buruk. Tidak perlu dipikirkan. Sepertinya aku terbawa perasaan dan gugup."
[Name] sebagai sesama perempuan dan telah melewati pernikahan itu mengerti. Ia juga mengalami hal yang sama.
MUA memberitahu pengantin kalau veil akan dipasangkan, namun [Name] menghentikan itu sejenak. Ia menunjukkkan satu kotak yang ia bawa. Dibukanya kotak itu dan nampak sebuah tiara keemasan didalamnya.
"Ini adalah tiara yang kupakai saat menikahi Papanya Hayato dulu. Dan sekarang akan kau pakai dan menjadi milikmu, Aileen." Jelas [Name].Aileen tersentak. "Tapi Mami, se-sepertinya aku tidak pantas menerimanya."
"Kau pantas dan kau berhak, Aileen." [Name] mengangkat dagu Aileen lembut. "Kau akan menjadi menantu Keluarga Ushijima. Dan ini akan menjadi satu benda pusaka yang harus Mami turunkan padamu."
MUA malah dengan baik memberikan ide kalau veil pengantin wanita lebih baik dipasangkan oleh [Name] sendiri sekaligus di dokumentasikan. Aileen menyetujui.
Dengan gelungan rambut yang terkesan elegan itu, [Name] dengan hati-hati memasangkan tiara keemasan dikepala Aileen.
"Mami, bentuknya berbeda dengan tiara-tiara yang ada. Aksen mawarnya terkesan begitu memanjakan mata yang melihatnya, warnanya juga nampak klasik dan elegan. Apa di desain sendiri?"
[Name] mengangguk. "Tiara ini adalah desain pilihan Ibunya Wakatoshi dulu. Dulu saat aku bertemu dengannya pertama kali, aku memberikan jimat keberuntunganku yang berbentuk mawar padanya. Ibunya menemukan jimat itu saat mencuci jaket Wakatoshi, pada awalnya belum tahu, tapi akhirnya Wakatoshi bercerita kalau itu jimat keberuntungan dariku."
"Jadi Nenek dulu membuat desain ini terinspirasi dari jimat keberuntungan yang Mami berikan pada Papi?"
[Name] mengangguk. "Dan beliau bilang, ini juga bentuk dari keberuntungannya mendapatkanku sebagai menantu. Sama sepertiku yang beruntung mendapatmu sebagai menantuku dan untuk keturunan seterusnya."
Mata Aileen berkaca-kaca. "Dalam sekali filosofinya. Aduh jangan menangis Ai!! Make-upnya nanti luntur." Gerutunya.
"Jaga baik-baik dan berikan ini pada keturunan perempuan setelahmu, Ai." Kedua wanita itu saling menganggam satu sama lain.
"Akan kujaga baik-baik. Ai janji."
Usai [Name] melakukan apa yang seharusnya ia lakukan, ia keluar kamar untuk menemani Ushijima menemui tamu undangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family