"Aku percaya padamu tapi kenapa kau khianati lagi dan lagi?"
"[Name] aku bisa jelaskan!"
"Sudah kubilang apa salahnya terbuka pada [Name], Jayden!"
"Mama, kapan Papa pulang?"
"Hayato, sabar sebentar. Papa pasti pulang sebentar lagi."
"Aku janji akan melingungimu dan anak-anakmu, [Name]. Aku janji."
"[Name] aku tak mau tanda tangan surat itu!"
"Kau harus!"
"Dengarkan kami dulu!"
"Cukup aku tak mau! Tinggalkan aku sendiri!"
"Mama rasanya sakit sekali!!"
-
[Name] terbagun dengan nafas yang berat dengan tubuh yang banjir akan keringat. Jam menunjukkan pukul 2 dini hari.
"Astaga! Apa lagi sekarang?" Gumamnya.
Terasa sebuah getaran di ranjangnya. Ponselnya bergetar karena ada panggilan masuk. Tangan [Name] menekan saklar lampu disampingnya lalu berusaha untuk mencari ponselnya.
Nampak nama suaminya di layar ponsel itu. Diangkatnya panggilan itu.
"Halo?"
"Maaf meneleponmu saat kau istirahat sayang. Aku terlalu merindukanmu."
[Name] tak menanggapi kalimat Ushijima. Membuat suaminya bertanya-tanya diseberang sana.
"Kau sakit? Nafasmu terdengar berat sekali."
"Ah? It was just a nightmare i think."
Terdengar Ushijima menghela nafasnya. "Kau selalu mimpi buruk saat kelelahan. Ambillah ijin sehari dua hari tidak ada salahnya, sayang."
[Name] mengambil nafas dalam-dalam dan menggeleng pelan. "Aku tidak apa-apa. Hanya saja, mimpi itu terasa sangat nyata."
Terdengar kekehan kecil Ushijima. "Everything is gonna be okay, sweetie. Don't worry."
Ushijima mencoba menenangkan [Name] namun sempat terdiam sesaat sebelum ia meneruskan kalimatnya lagi.
"Rasanya ingin sekali aku berada disana untuk menenangkanmu. Jadi ingin cepat-cepat selesai Liga dan pulang menemui istriku ini."
Kalimat Ushijima sukses membuat [Name] terkekeh malu-malu. "Mendengar kau berkata begini entah mengapa telingaku sedikit geli."
"Benarkah? Bagaimana kalau –ehem– i miss you sweet lips, your warmth hugs, your soft skin. And i want to eat all of your body, Huh?"
[Name] tertawa kecil.
"Eeh? Kau sedang h*rny, ya?" Goda [Name].
Ushijima diseberang sana malu-malu sampai nampak semburat merah kecil dikedua pipinya.
"Hei, jangan menggodaku begitu. Aku selalu kesulitan menahan hawa nafsuku saat jauh darimu. Dan setiap aku pulang dan ingin meminta jatah, ada saja yang mengganggu."
"Tapi kau bertahan dengan baik, bukan?"
"Eh?"
"M-maksudku, kau tak melakukan 'itu' dengan wanita lain bukan?"
Ushijima yang mendengar itu menghela nafasnya lalu mengubah panggilan suaranya menjadi panggilan video. Nampak sekali wajah khawatir [Name].
"Sayang, lihat aku. Aku sudah berjanji seumur hidup jika wanitaku dan ibu dari anak-anakku itu hanya kamu. HA-NYA KA-MU, mengerti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family