Perjalanan [Name] ke negara asalnya bukanlah perjalanan yang singkat. Hatinya begitu penuh dengan rasa cemas mengharapkan Keenan membalas pesannya.
Ia tak memberi kabar pada Jayden ataupun Mikael mengenai kepulangannya. Ia ingin melihat sendiri apa yang Jayden lakukan.
Pulang kerumah masa kecilnya yang sudah direnovasi besar-besar beberapa tahun lalu. Seorang pembantu membuka pintu.
"Loh, Nyonya [Name]‐"
[Name] membuat simbol untuk membungkam mulut. "Jangan katakan siapapun aku kemari. Bahkan Hannah ataupun Kak Sophia."
Pembantu itu memanggil rekannya untuk menyiapkan ruangan dan membantu membawakan barang bawaan [Name].
"Mbak, kenapa rumah sepi? Apa lagi pada keluar semua?" Tanya [Name].
Pembantu itu sedikit kebingungan. "Nona Hannah sedang istirahat habis pulang sekolah. Tapi Nyonya tidak keluar kamar dari semalam. Kami mau ngantar makanan pun ditolak."
[Name] menarik wanita itu masuk kedalam kamarnya untuk mengobrol diam-diam.
"Mbak tolong jujur sama saya, ya? Apa mbak pernah lihat atau dengar Jayden kasar sama Hannah atau Kak Sophie?"
Pembantu itu mengangguk. "Tidak terjadi sekali saja, Nyonya. Sehari bisa 3 kali. Tuan sudah tidak pulang 4 hari. Tuan Keenan juga hilang kontak 2 minggu lebih."
[Name] mengangguk mengerti. "Aku paham, aku akan menemui Hannah setelah ini. Jangan katakan apapun pada Sophia atau Jayden saat mereka ada. Paham? Aku harus meluruskan masalah ini dari anak-anak terlebih dahulu."
"Baik Nyonya. Saya undur diri. Saya di belakang jika Nyonya butuh sesuatu."
[Name] mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih santai. Tak lupa ia memberi pesan pada Ushijima.
To : Mas Bojo
Aku sudah sampai rumah. Keadaan rumah begitu sepi dan sepertinya masalah ini bukanlah masalah yang bisa diselesaikan semudah itu. Aku akan mengajak ngobrol Hannah dulu. Keenan sama sekali tidak membalas pesanku sedari kemarin.
Tolong katakan pada Hayato, kabari aku jika mendapat pesan dari Keenan. Keduanya begitu akrab, kan?
Jaga rumah baik-baik. Kunci pintu saat kalian berdua pergi. Jaga keberishan rumah! Awas saja kalau rumah seperti kapal pecah saat aku pulang nanti.
Aku mencintaimu..
.
.
.Sore itu selesai latihan, Hayato menunggu Ushijima selesai rapat dengan dewan Shiratorizawa.
Ponsel Ushijima memang sengaja ia titipkan pada Hayato. Dilihatnya pesan dari Mamanya.
"Astaga! Nama kontak Mama saja tertulis cintaku. Papa ini bucin sekali, sih?"
"Sok-sokan ngatain Papa bucin! Lihat saja besok kalau kau menemukan jodohmu! Paling juga begitu."
Hayato tersentak. "Loh! Papa sudah selesai?"
Ushijima mengangguk. "Ayo pulang. Mau makan dirumah atau diluar?"
"Diluar saja. Masakan Papa rasanya tidak karuan."
Ushijima melihat ponselnya dan melihat pesan yang [Name] kirimkan. "Hayato, apa kau pernah dapat pesan Keenan akhir-akhir ini?"
Hayato yang baru saja berjalan beberapa langkah itu terhenti. "Huh? Pernah sih."
"Kapan? Apa pesannya?"
"Kenapa Papa kepo sekali dengan urusan anak muda, sih?"
Ushijima menepuk pundak Hayato sembari menunjukkan isi pesan yang [Name] kirimkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
De TodoKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family