✿S3-You Broke Me First✿

686 104 14
                                    

Sudah satu minggu sejak kedatangan Hannah, Hayato juga sudah akan masuk ke asrama menikmati waktunya sekolah di Shiratorizawa 1 tahun 5 bulan kedepan.

Setelah makan malam, Hannah di dalam kamar sembari telepon dengan Yuki untuk mengajari beberapa rumus matematika.

Hayato geleng-geleng kepala. "Aku bingung sama anak IPA. Tiap hari makanannya rumus melulu."

"Kan sudah resiko." Gumam Hannah sembari mencorat-coret kertasnya.

"Ya kita orang normal makan telur diberi kecap, nah kalian malah angka dirumusin. Orang jalan dihitung, meja geser sesikit dihitung, sampai daun jatuh juga dihitung. Ribet!" Hayato mengimbuhi. "Orang jatuh tersandung bukannya 'aduh sakit' malah 'wah, hukum newton 3'."

"Idih! Bukanya koding program untuk hacking juga pakai rumus, ya? Minimal aritmatika, kan?" Ujar Hannah menoleh.

Hayato tersentak. "Shushh! Kapan kamu tahu?"

"Layar PCmu, kan, nyala semalam. Dari kapan kau bisa seperti itu?"

Hayato menghela napas. "Joshua yang mengajari."

"Hah! Joshua? Anak itu bisa koding juga?"

Hayato merebahkan dirinya dikasur Hannah. "Iya. Dia lumayan pintar di sekolah dulu. Turunan Aunty Joanna kali, ya?"

Keduanya diam sejenak. Memori Hayato selama di Argentina berputar kembali secara otomatis. Pergi kemana-mana selaku bertiga dengan Joshua dan Aileen.

Hannah membuka pembicaraannya lagi. "Btw, tidak ada yang marah, tuh, kamu posting foto-foto kita? Teman-temanku juga pada ribut tanya kamu siapanya aku."

"Tidak ada. Itu membantuku lepas dari para fans, tahu!"

Hannah terkekeh. "Buset! Habis ini aku yang kena labrak."

Hannah memutar kursinya menghadap kearah Hayato. Diperhatikannya sepupunya yang hanya terpaut 1 tahun lebih tua darinya.

"Tapi kau memang menyukai Aileen, kan?"

JENGJENG!

Hayato bangkit dengan muka yang merah seperti tomat muda. "Hoi! Kenapa malah bahas itu, sih?"

"Jujur saja, Hayato. Pada dasarnya kau memang tidak tega ninggalin dia, kan, kemarin?" Sebuah seringaian muncul di wajah Hannah. "Jangan bilang kalau kau mengajakku foto terus karena ingin tahu bagaimana respon Aileen?"

"Tapi Joshua juga lihat, harusnya Joshua juga memberitahu kalau kita sepupuan."

Hannah mengangkat kedua bahunya sembari menggeleng. "Sudah bilang atau belumnya Joshua tentang sepupuannya kita tidak ada yang tahu. Nyatanya Aileen tidak respon apa-apa, kan?"

"Benar, sudah 4 hari Aileen tidak menghubungiku." Batin Hayato menyadari.

"Kalau kau memang menyukainya, akui saja Hayato! Kalau dia berhenti berjuang untukmu malah kamu yang rugi nantinya."

"Aku tahu."

.
.
.

Keesokan harinya, [Name] baru saja selesai dengan operasi ketiganya. Entah mengapa ia merasa begitu lelah hari ini. Kepalanya begitu pening, untuk operasi ketiga berjalan dengan cepat.

Suster Hikaru, asisten [Name], meletakkan secangkir teh panas di meja kerja [Name]. "Istirahatlah sebentar, dr. Ushijima. Anda tidak berhenti sejak pagi tadi. Sudah sarapan?"

"Tenang saja, aku sudah sarapan. Terimakasih untuk tehnya." [Name] meniup-niup kecil cangkir itu dan meminum sedikit tehnya. "Aku hanya perlu istirahat sebentar, nanti juga bugar kembali."

[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang