Usai perjalanan panjang, tibalah Levi dan [Name] dinegara asal. Di bandara secara tak sengaja ia bertemu dengan seseorang.
"Oya?"
Pria bersurai keperakan itu juga menimpali. "Oya? Oya?"
Dibalik pria tadi juga nampak pria yang mirip dengannya. "Oya? Oya? Oya?"
Pertemuan dengan Izana dan [T/N] yang tak disangka-sangka. Saudara seayah dan seibu ini saling berpelukan melepas rindu satu sama lain.
"Izana, kau yakin Oikawa tak marah kau kabur begini?" Tanya [T/N] diperjalanan.
Izana mengibaskan tangannya. "Tak masalah. Aku sudah ijin, kok."
Disisi lain, Oikawa :
"Apa kau lihat, Izana?" Tanya Oikawa dengan member lain.
Member lain menjawab. "Lah, bukannya kapten sendiri yang bilang dia boleh liburan?"
Oikawa mengepalkan tangannya. "AKU TAK BILANG MENGIJINKAN. DASAR IZANA BRENGSEK!!"
Izana sedikit terkekeh membayangkan ekspresi Oikawa jika ia ketahuan kabur. Tapi dia juga takut jika ia akan diceramahi habis-habisan olehnya. Meskipun usianya 4 tahun diatas Oikawa, ia hanyalah serangga kecil ketika Oikawa marah. Ya meskipun Oikawa akan reda jika dikenalkan pada gadis seksi oleh Izana.
Kedua kakak beradik laki-laki itu mengobrol banyak, namun tidak untuk [Name]. Ia menghabiskan waktunya hanya berdiam diri. Yang ia pikirkan hanya ia ingin segera bertemu dengan saudaranya yang lain. Menyelesaikan semuanya lalu menjemput kembali putra-putrinya dan membuat lembaran baru.
Levi menepuk bahu [Name] perlahan. "Lelah? Mau istriahat dulu? Kau tidak tidur saat penerbangan."
[Name] menggeleng. "Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiranku. Bagaimana bisa aku istirahat dalam kondisi begini? Rasanya sulit sekali untuk memejamkan mata meski hanya sesaat."
Levi mengangguk mengerti dan bertanya hal lain. Dalam hati ia berkata. "Ingin rasanya aku menghajar pria itu."
Manik [Name] memperhatikan jalanan dan kembali larut dalam pikirannya.
"Bagaimana caraku memberikan surat perceraian itu? Aku masih belum tahu lokasinya. Biarlah, intinya sekarang teguhkan hatimu, [Name]."
.
.
.Keempat manusia itu berhenti disebuah lobby perusahaan. Mereka mendapat sebuah sambitan yang cukup baik.
Saat [Name] akan melangkahkan kakinya, Levi menahan lengan wanita itu.
"Kau yakin tidak istirahat dulu?"
[Name] berbalik dan menatap Levi. "Aku tak melakukan apapun selama perjalanan. Kita akan bekerja setelah ini."
Tanpa basa-basi Levi melepaskan genggamannha begitu saja.
Keempatnya tiba disebuah lorong gelap, sepanjangan jalanan itu [Name] menyentuh dinding. "Sedikit berdebu. Aku jadi curiga dengan keadaan Cloud Nine milik Jayden ini." Batinnya.
Jayden dan Mikael, Ushijima, Emilia dan Frederick nampak menanti-nanti seseorang. Benar saja, rombongan [Name] datang setelah penantian 3 hari.
Manik Ushijima menatap manik [Name] secara langsung, tapi [Name] langsung mengalihkan pandangannya begitu saja. Ingin ia mendekati istrinya, tapi lengannya ditahan oleh Emilia.
Manik [Name] memandang manik violet Jayden dengan sebal. Jari jemari [Name] bergerak menyentuh meja pertemuan itu.
"Hehe.. aku bisa jelas—"
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family