Navier bersaudara masih melanjutkan obrolannya dirumah lama.
"[Name], kau benar-benar yakin?" Tanya Jayden berkali-kali.
Dengan meletakkan cangkirnya [Name] menjawab. "Aku sudah yakin. Kalian sudah tidak bisa mencegahku kali ini."
Jayden menatap Mikael, memberikan sinyal yang memintanya untuk merayu [Name] agar tak melakukan hal beresiko itu. Mikael menggeleng sebagai jawaban.
Jayden bangkit dan membuka sebuah kotak besar diruang diskusi itu.
"Apa itu?" Tanya Izana.
Tanpa berbicara sedikit pun Jayden membuka kotak itu. Isinya membuat mereka yang melihatnya gempar.
"Hoi! Hoi! Sejak kapan kau punya senapan sebanyak ini?" Ujar [T/N].
Jayden membagikan masing-masing saudara senapan satu persatu. "Aku sudah lama menyimpan ini, aku hanya berpikir kita akan membutuhkannya suatu saat. Dan yah... ini sangat dibutuhkan saat ini."
"Kupikir tidak, bukankah sudah banyak penjaga diluar sana?" Ujar [Name].
Jayden tersenyum kecut. "Kau bilang kita akan menghabisi orang dalam dulu bukan? Dari semua yang ada dalam daftar tersebut, ada 6 orang yang harus kita bunuh dengan tangan kita sendiri."
Manik [Name] dan yang lain membelalak tak percaya dengan apa yang anak tertua ucapkan.
"Kau tak lupa kan, Mikael?" Tanya Jayden seraya menatap manik Mikael.
Izana menaikkan satu alisnya. "Siapa yang kalian maksud?"
"Mereka adalah orang yang menyerang kami dulu, mengambil Mama Diana, mencekokinya, memperkosanya dan membunuhnya dengan keji." Jelas Mikael suram.
Flashback
Diana, istri pertama Almarhum Tuan Navier. Ibu kandung Jayden dan Mikael. Wanita cantik yang menikahi Tn. Navier karena perjodohan untuk menguatkan bisnis keluarga. Tidak ada kata bahagia dalam perjalanan rumah tangga itu.
Satu tahun pernikahan, telah lahir putra pertama mereka, Jayden Navier. Anak laki-laki yang sangat diharap-harapkan mampu membawa kejayaan bagi keluarga itu. Jayden sudah diberikan segala fasilitas terbaik sejak 1 menit ia menghirup udara dunia ini.
2 tahun setelahnya, lahir putra kedua keluarga itu. Mikael Navier.
Semua berjalan dengan baik hingga 5 tahun setelahnya, hubungan suami istri itu menjadi kacau. Tuan Navier sudah tak perhatian lagi dengan Diana. Bahkan membuat Diana depresi karena tahu Tn. Navier menikah lagi. Diana sempat tidak setuju akan hal itu, hingga Tn. Navier memindahkan Diana dan 2 putranya kerumah yang lain dan membawa Yuhiko masuk kerumah utama.
Seperti yang diketahui, istri kedua itu adalah Yuhiko Sakamaki yang sudah hamil tua. Dan ditahun yang sama lahirlah Izana Navier.
Satu tahun setelah kelahiran Izana, Diana yang depresi berat mulai mengkonsumsi obat-obat penenang. Hingga suatu malam, Jayden yang berusia 8 tahun menemui Diana untuk memberikan segelas air minum. Tak lupa ia bersama dengan Mikael Navier yang berusia 6 tahunan.
Tak berselang lama, tak sempat berkata apa-apa, terjadi penyerangan di rumah itu. Jayden menarik Mikael masuk kedalam lemari besar dikamar Diana.
"Kakak!!"
"Sstt!! Diam!"
Dan malam itu adalah malam terburuk bagi kedua kakak beradik itu. Menyaksikan ibunya yang tidak berdaya dicekoki obat-obat yang tidak diketahui. Diperkosa dengan keji.
Jayden sebisa mungkin ingin menutup mulut dan mata Mikael rapat-rapat. Namun tangan kecilnya hanya mampu menutup mulut Mikael hingga tertidur.
Pagi hari, kedua anak manis itu keluar dari lemari. Jayden seraya menggendong Mikael berusaha membangunkan Ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] USHIJIMA FAMILY : Book 2
RandomKehidupan menjadi orang tua baru bagi 3 orang anak. Apakah keduanya bisa membesarkannya? Masalah apa yang akan menimpa kehidupan rumah tangga mereka? Tidak ada yang tahu. 2nd Book From Ushijima Family