Chapter 9. I Want You, Madelyn.

17K 1K 14
                                    

"Madelyn? bisa kesini??"

Hari Kamis di kantor Emery Group, Christian sedang menjalani kegiatannya sehari-hari, yaitu bekerja hingga sore.

Chris berada seorang diri di dalam ruangan yang seharusnya diisi olehnya dan atasannya, yaitu ketua divisi yang saat ini sedang ada tugas ke luar kota.

Tak lama, Madelyn si anak magang masuk ke dalam ruangan Chris.

"Bapak manggil saya?" tanya Madelyn.

"Iya, tolong bawa ini ke ruang sekretariat," ucap Chris memberikan berkas pada Madelyn.

"Baik pak," jawab Madelyn, kemudian bergegas pergi.

Chris menghela nafasnya. Ia bersandar sambil menatap Madelyn yang berjalan keluar dari ruangannya.

Semenjak hari itu, Madelyn tidak banyak bicara pada Chris.

Chris tahu Madelyn ngambek padanya karena sudah memaksanya datang ke psikiater, tapi Chris yakin bukan hanya itu penyebabnya.

Madelyn jadi terlihat lebih sering melamun dibanding biasanya.

Chris kini mengernyit bingung. Bukankah seharusnya dengan datang ke psikiater, kondisi Madelyn jadi membaik?

Kenapa ia malah jadi semakin sering murung?

"Pak, udah."

Chris melihat Madelyn yang berdiri di dekat pintu ruangannya.

"Udah saya kasih," ucap Madelyn.

"Ah.. iya, makasih Madelyn."

"Sama-sama," jawab Madelyn.

Baru saja Madelyn hendak berjalan pergi, Chris kembali memanggilnya.

"Nanti selesai jam kantor kesini dulu sebelum pulang."

Madelyn yang mendengar itu sontak menatap Chris. Ia menggeleng.

"Gak bisa pak, saya mau ketemu mas Andika, ada yang mau dibicarain soal magang."

Chris berdecak kesal. Sialan Andika, nyari kesempatan terus, batin Chris.

"Yaudah," ucap Chris akhirnya.

Madelynpun berbalik dan bergegas kembali ke meja kerjanya. Ia duduk dan menghela nafasnya pelan, berusaha tenang.

Madelyn harus bersikap profesional di kantor, meskipun kondisi mentalnya sedang memburuk beberapa hari terakhir.

***

Jam kerja sudah berakhir. Para karyawan satu persatu berjalan keluar ruangan.

"Kamu gak pulang Madelyn?" tanya seorang karyawan pada Madelyn.

"Nanti mbak, mau ada urusan sebentar," jawab Madelyn.

"Oh oke, duluan ya."

Madelyn mengangguk. Iapun merapikan tasnya, hendak bergegas menuju ruang divisi sebelah.

Baru saja ingin berdiri, Madelyn tersentak melihat Chris yang sudah berada di dekat mejanya.

"K-kenapa?" tanya Madelyn.

"Ngapain Andika nyuruh kamu kesana?" tanya Chris.

Madelyn berdecak kesal. "Kan tadi aku udah bilang mau ngomongin soal magang."

"Kenapa harus jam pulang kantor?"

Madelyn menghela nafasnya kasar. "Chris, gak usah aneh-aneh, pulang sana," ucap Madelyn.

Madelyn akhirnya berdiri dan berjalan melewati Chris.

Menyadari sudah tidak ada orang di ruangan, Chris menarik tangan Madelyn.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang