Chapter 23. My Evil Brother

7.6K 739 18
                                    

peringatan!⚠️
chapter ini mengandung kekerasan *terhadap perempuan* yang dideskripsikan secara jelas, mohon kebijakan para pembaca dalam menanggapinya, terima kasih🙏

***

Chapter 23. My Evil Brother

Saat ini, seorang perempuan sedang berdiri di depan pintu apartemen, bersamaan dengan tiga orang laki-laki yang berdiri di belakangnya.

Perempuan itu berusaha membuka kunci pintu apartemennya, namun kesulitan karena tangannya yang gemetar.

Madelyn berusaha tenang. Namun bagaimana cara untuk tenang ketika ada pisau yang bersembunyi di balik jaket kakaknya?

"Buruan."

Madelyn mendengar suara Marcel dari belakangnya. Iapun semakin panik berusaha membuka pintu kamarnya.

Akhirnya, pintu tersebut terbuka. Membuat mereka dapat masuk dengan leluasa.

"Kalian berdua tunggu disini, nanti kalo udah gua kasih aba-aba, baru masuk."

"Oke." Dua laki-laki yang berdiri di belakang Marcel mengiyakan, merekapun hanya terdiam ketika Marcel menutup pintu.

Kini di dalam apartemen itu, hanya ada Madelyn dan kakaknya.

"Ke kamar," ucap Marcel.

Marcel berjalan menuju sebuah pintu yang ia yakini adalah kamar Madelyn. Ia membuka pintu tersebut dan berjalan masuk.

Marcel sesaat menatap sekeliling. Ia tersenyum.

"Enak banget ya hidup lo, tinggal di apartemen mewah, tidur di kasur empuk," ucap Marcel.

Madelyn yang ikut memasuki kamar kini hanya sanggup terdiam. Seluruh tubuhnya seolah tak bisa bergerak sesuai keinginannya.

Apa rasa takut yang menjalar di tubuhya berhasil menguasai, ketika ia melihat sosok yang sudah begitu lama tak ia lihat?

"M-Marcel.." ucap Madelyn memanggil kakaknya.

Marcelpun menengok dan menatap Madelyn.

"K-kenapa.. kenapa kamu bisa ada disini..?" ucap Madelyn pelan, suaranya terdengar lemah dan terbata-bata.

Marcel yang mendengar itu mengernyit.

"Kamu..?" gumam Marcel.

Marcel berjalan mendekati Madelyn. "Sejak kapan adik gua yang brengsek ini ngomong selembut itu??"

Madelyn tak membalas tatapan kakaknya. Ia justru menunduk agar matanya tak bertemu dengan mata Marcel.

Hal tersebut membuat Marcel semakin mendekat, ia menurunkan sedikit kepalanya agar wajahnya bisa lebih dekat dengan wajah Madelyn.

"Sejak kapan adik gua jadi selemah ini?? hah?!"

Plak!!

Marcel menampar Madelyn begitu kencang hingga terpental. Kepala dan punggung Madelyn terbentur tembok, ia langsung merosot ke lantai.

Madelyn meringis, merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

Sementara Marcel justru mendekat dan menarik rambut Madelyn dengan kencang. Marcel memaksa Madelyn mendongak dan menatap wajahnya.

"Sadar bangs*t!" bentak Marcel.

Plak!!

"Sadar lo itu siapa!!"

Plak!!

"Apa bedanya lo dengan Rashila sekarang hah?! sama-sama tol*l! malu anj*ng gua punya adek kaya lo!"

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang