Chapter 38. Calon Ibu yang Buruk

9.3K 745 29
                                    

Madelyn menatap nanas di garpu yang ia pegang. Ia menelan ludahnya.

Jika Madelyn memakan nanas ini, apa ia akan-

"Madelyn?"

Madelyn menengok menatap Rashila.

"K-kenapa?" tanyanya.

"Justru kamu yang kenapa? kenapa nanasnya diliatin doang?" tanya Rashila mengernyit.

"Ah.." Madelyn menelan ludahnya. Sepertinya ia terlalu lama melamun.

Madelyn menghela nafasnya. Bagaimana ini?

"Kenapa Madelyn? ada masalah?"

Rashila berjalan mendekati Madelyn. Ia memutar kursi agar Madelyn menatapnya.

"Ayo cerita, jangan dipendem," ucap Rashila.

"Ingat, terlalu banyak pikiran bisa bikin mental kamu drop, kalo mental kamu drop, kesehatan fisik jadi ikutan."

Madelyn yang mendengar itu kini menunduk.

Rashila benar. Madelyn harus menceritakannya. Ia memang meminta Rashila kesini untuk menceritakan semuanya bukan?

"Rashila."

"Ya?"

"Gua hamil."

Suasana hening menyelimuti. Hanya terdengar suara jam dinding yang terus bergerak.

Rashila mengerjap. "Hamil..?" gumamnya masih mencerna apa yang Madelyn katakan.

"Hamil tuh maksudnya..?"

Rashila menggaruk kepalanya, seolah tak pernah mendengar kata hamil sebelumnya.

"HAMIL??"

Hingga akhirnya Rashila menyadarinya. Kedua matanya membulat menatap ke arah sesuatu yang dipegang oleh Madelyn.

Prang!

Dengan cepat, Rashila melempar garpu dari tangan Madelyn.

Garpu tersebut terpental, bersamaan dengan potongan nanas yang masih tertusuk di sana.

"MADELYN!!" 

Rashila berteriak histeris, membuat Madelyn tersentak.

"A-apa si?!" ucap Madelyn kesal.

"Apasi apasi!! kamu hamil kenapa gak bilang daritadi?! hampir aja!!" ucap Rashila.

Madelyn menghela nafasnya kasar. Ia juga ingin mengatakannya sedari tadi, hanya saja tertunda ketika melihat nanas tersebut.

"J-jadi.. kamu beneran hamil?" tanya Rashila.

Madelyn mengangguk. "Barusan pake test pack, hasilnya positif."

Rashila yang mendengar itu terdiam, ia menelan ludahnya.

Rashila tahu sepupunya adalah perempuan yang garang dan suka kebebasan, namun ia tidak menyangka Madelyn akan hamil diluar nikah.

Rashila kini menatap ke satu titik.

Perut Madelyn.

Seketika, jantungnya berdetak kencang. 

Jika Madelyn benar-benar hamil, itu artinya..

Refleks, Rashila berlutut di depan Madelyn, kemudian ia mendekatkan telinganya ke perut Madelyn.

"Keponakanku.." gumam Rashila.

"Hah?" ucap Madelyn mengernyit.

"I-iya, kalau kamu hamil, artinya di dalam sini ada keponakanku!" ucap Rashila.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang