Chapter 31. Asupan Nutrisi (18+)

17.3K 845 36
                                    

Saat ini, Madelyn sedang fokus. Ia sudah diberitahu Andika apa saja yang harus ia lakukan.

"Kamu mau langsung bikin jobdecs bulan depan juga?" tanya Andika yang duduk di depan Madelyn.

"Iya mas, biar sekalian," ucap Madelyn.

"Yaudah, tapi jadi agak lama, gakpapa? gak ditungguin orang?"

Madelyn menggeleng. "Enggak kok mas, gakpapa," jawab Madelyn tersenyum.

"Ekhm!"

Tiba-tiba, suara seorang laki-laki terdengar. Madelyn dan Andika menengok.

Chris baru saja memasuki cafe ini, diikuti seorang perempuan di belakangnya.

Madelyn mengernyit. Apa ini? kenapa mereka datang kesini? batinnya heran.

Tanpa menghiraukan Madelyn, Chris langsung mengambil duduk di kursi yang letaknya tak jauh.

"Disini aja kita rapatnya, Nadira," ucap Chris.

"B-baik pak," jawab Nadira. Iapun duduk dengan ragu.

Nadira melirik ke arah Madelyn yang menatapnya penuh tanya. Ia menggeleng pelan. Ia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi saat ini.

"Kenapa?"

Madelyn sontak menatap Chris yang berucap. Laki-laki itu sudah melihat ke arahnya.

"Bukannya kalian lagi sibuk? lanjutin aja sibuknya," ucap Chris.

Madelyn mengernyit. Apa-apaan sih laki-laki ini?? batinnya kesal.

Sementara Andika menghela nafasnya pelan. "Madelyn, kadang saya bingung, gimana ceritanya orang bisa naik jabatan terus, padahal sifatnya aja masih kaya anak-anak?" ucap Andika.

Madelyn yang mendengar itu menelan ludahnya. Andika berucap dengan cukup kencang.

"Nadira." Tiba-tiba Chris memanggil Nadira.

"I-iya?"

"Ingat selalu ucapan saya, kalau ada orang yang ngiri sama kamu, orang itu akan selalu mempertanyakan kesuksesanmu."

"Eh??" Nadira mengernyit. Kenapa jadi ngomongin kesuksesan? batinnya bingung.

Madelyn mulai tidak nyaman dengan situasi ini.

"Mas Andika, ini apa lagi yang harus saya isi?" tanya Madelyn, berusaha membuat dirinya dan Andika kembali fokus.

"Madelyn, kayanya saya gak bisa lanjutin ini disini, saya gak nyaman kalau pacarmu ngeliatin terus ke arah sini."

Madelyn mengerjap. Ia sontak menatap ke arah meja Chris.

Benar saja. Laki-laki itu kini tak melepas tatapannya dari arah Madelyn dan Andika.

"Kalau kamu memang masih mau lanjut, kita pindah ke tempat lain, gimana?"

Madelyn menelan ludahnya. Bagaimana ini??

"Kalau gak mau gakpapa, lagipula sepertinya pacarmu udah gak tahan banget liat kita berduaan," ucap Andika.

Madelyn semakin pusing. Jika ia mengiyakan, Chris pasti marah padanya, namun jika ia menolak, bukankah Madelyn jadi sama kekanakannya dengan Chris?

"Gimana, Madelyn?" 

Madelyn menghela nafasnya pelan. "Saya ikut mas, lagian kan tadi saya yang udah setuju mau ikut mas sore ini," ucap Madelyn.

Andika mengangguk. "Yaudah, kita pindah ke cafe lain," ucapnya. Andika merapikan bawaannya dan berdiri dari kursi, begitupula Madelyn.

Madelyn berjalan mengikuti Andika keluar dari cafe ini. Namun ketika melangkah, Madelyn melihat ke arah meja yang diisi oleh Chris dan Nadira.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang