Madelyn menarik Rashila agar berlari bersamanya.
"Madelyn.. kamu.." ucap Rashila, menatap Madelyn yang berlari dan menarik tangannya.
"M-Madelyn kamu jangan lari! kamu kan-"
"Sstt!" Madelyn menghentikan ucapan Rashila. Ia tetap melanjutkan larinya.
Setelah beberapa meter berlari. Keduanya mulai lelah, namun mereka tak bisa berhenti.
Karena jika mereka berhenti-
"Madelyn!"
Madelyn tersentak. Ia menghentikan larinya dan menengok.
Tak jauh darinya, sang ibu berdiri.
"Ma!"
Madelyn berlari mendekati ibunya, ia masih menarik Rashila bersamanya.
Madelyn tak sadar bahwa ia sudah berlari cukup jauh hingga melewati kontrakan ibunya. Kini ia dan Rashila sama-sama terengah, keduanya begitu lelah.
"Kenapa kalian ada disini?? dan kenapa lari??" tanya Naomi melihat dua perempuan itu.
"Itu.. hah.. hah.." Madelyn masih ngos-ngosan, begitupula Rashila.
"Ada Marcel ma," ucap Madelyn akhirnya.
Naomi mengernyit. Ia langsung melihat ke arah yang ditunjuk Madelyn.
Tak ada orang.
Rashila yang juga melihat kesana kini mengernyit.
Kemana Marcel? batin Rashila.
"Udah ayo ke kontrakan, kalian minum dulu."
Rashila sontak menatap Naomi. Sudah lama sekali ia tidak bertemu bibinya.
Bibinya yang sudah..
"Rashila?"
Rashila mengerjap. Tersadar dari lamunannya.
"Kenapa kamu kesini? bibi pikir kamu gakmau ketemu lagi sama bibi."
"Ah.. itu.."
"Rashila," Naomi kembali memotong ucapan Rashila.
"Maaf, maaf atas semuanya," ucap Naomi menatap Rashila dengan penuh rasa bersalah.
Rashila menelan ludahnya. Ia mulai merasakan panas di kedua matanya.
"Ma, bentar dulu."
Madelyn berucap, membuat Rashila dan Naomi yang sudah hampir terbawa suasana, kembali manatapnya.
"Itu.. kenapa ada Marcel?? kenapa dia ada di sekitar sini?!" tanya Madelyn tak percaya.
"Maaf Madelyn, mama gak ngasih tau kamu karena mama takut trauma kamu kambuh," ucap Naomi.
"Tapi Marcel emang lagi nginap di kontrakan mama beberapa hari ini."
Madelyn tercengang, begitupula Rashila.
"Marcel.. udah keluar dari penjara??" tanya Rashila.
"Enggak, belum kok Rashila, dia cuma keluar beberapa hari, habis itu balik lagi."
Rashila mengernyit. "E-emang bisa gitu?" ucapnya tak paham.
"Bisa, asalkan ada uang," sahut Madelyn.
Rashila menelan ludahnya. Tak tahu kalau seorang napi bisa nyogok untuk keluar dari sel selama berhari-hari.
Tiba-tiba suara langkah terdengar.
Marcel berjalan tak jauh dari mereka berada, menuju kontrakan Naomi.
Rashila dan Madelyn sontak mundur. Mereka bersembunyi di belakang tubuh Naomi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madelyn
RomansaMadelyn adalah perempuan yang kuat, ia tidak suka terlihat lemah di depan orang lain. Namun entah kenapa, tiap berhadapan dengan laki-laki bernama Christian, seluruh kekuatannya seketika luntur? tubuhnya bergerak seolah ia adalah submissive? sesuatu...