Chapter 53. Bitter and Sweet Truth

8K 731 35
                                    

Sore hari yang cerah di rumah sakit, Chris sedang berada di dalam salah satu ruang rawat. Ia sedari tadi duduk sambil menggenggam tangan perempuan yang tidur di atas kasur.

Perempuan itu adalah Madelyn. Madelyn kelelahan setelah menangis ketika Chris datang kesini. Ia tak banyak mengucapkan kalimat, ia hanya menyebut nama Chris beberapa kali.

Chris melihat ke tangan kiri Madelyn yang berada di atas atas perut. Madelyn menggenggam sesuatu di tangan kirinya. Itu adalah foto Maura yang Chris berikan padanya kemarin.

Chris tersenyum. Sepertinya, foto itu memiliki peran penting. Hati Madelyn tidak kuasa menahan rasa rindu ketika melihat foto itu, itulah yang membuat emosinya kembali lagi, batin Chris.

"Pak Chris?"

Chris menengok. Ia melihat Rashila yang berdiri di dekatnya.

Rashila sudah berada disini lebih dulu dibanding Chris. Ia datang bersama bibinya, Naomi.

Sama seperti Chris, keduanya begitu tersentak ketika tahu kondisi Madelyn.

Kini Chris melihat kedua mata Rashila yang sembab. Gadis itu pasti cukup lama menangis.

"Aku.. mau minta maaf," ucap Rashila pada Chris.

"Minta maaf?" tanya Chris bingung.

"Iya, aku udah sempet ngira pak Chris brengsek, aku juga udah nyumpahin pak Chris yang jelek-jelek," tutur Rashila mengakui perbuatannya.

Chris tersenyum geli. "Iya, gakpapa, wajar kok," ucap Chris.

"Coba aja pak Chris ngasih tau aku kalo punya rencana kaya gitu, aku kan bisa bantuin," ucap Rashila.

Chris tersenyum. Ia menggeleng-geleng.

"Sekarang udah gak penting, yang penting Madelyn udah membaik," ucap Chris kembali menatap Madelyn yang tertidur.

Sementara Rashila mengangguk-angguk. Kedua matanya sampai terasa perih karena menangis kencang ketika tahu Madelyn sudah sadar. Rashila masih belum percaya sepupunya sudah kembali.

"Permisi."

Chris dan Rashila menengok. Seorang suster berdiri di dekat pintu.

"Pak, boleh ke ruang administrasi sebentar? ada yang harus diurus."

"Ah, oke sus saya kesana," jawab Chris.

Chris melepas pelan tangan Madelyn. Iapun menatap Rashila.

Rashila yang sudah mengerti langsung mengangguk. Ia mengganti posisi Chris dan menemani Madelyn di ruang rawat.

"Pak Chris?" panggil Rashila sebelum Chris keluar.

"Ya?"

"Biayanya kita bagi dua aja, aku punya uang kok, warisan dari papa," tutur Rashila.

Chris tersenyum. "Banyakan uangku Rashila."

Chris langsung berjalan keluar setelah berucap, sementara Rashila tercengang.

"Dasar sombong," ucap Rashila kesal.

Kini Rashila menatap Madelyn. "Ya bener sih banyakan duit dia, tapi tetep aja sombong," lanjut Rashila masih mengomel.

***

Saat ini, Chris sudah berada di ruang administrasi. Ia sedang mengurus segala pembayaran perawatan Madelyn untuk bulan kemarin.

Chris sudah melakukannya selama enam bulan berturut-turut. Ia juga selalu meminta pihak rumah sakit untuk memberikan perawatan yang lebih baik lagi meskipun rumah sakit sudah memberikan yang terbaik.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang