Chapter 41. Bayi Perempuan

9.1K 704 11
                                    

selamat hari raya buat teman-teman yang merayakan🙏 author cuti dulu beberapa hari yaa, thankyou luv ♥️

***

***

"Terapi selama dua bulan??"

Saat ini, Chris, Madelyn dan dokter Nara sudah berada di ruang tamu.

Madelyn baru selesai menjalankan konsultasi untuk kesehatan mentalnya, kini dokter Nara sedang memberitahu Chrs tentang perawatan yang harus Madelyn dapatkan selanjutnya.

"Iya, Madelyn harus dirawat dan menjalani terapi selama dua bulan di rumah sakit khusus."

Chris tersentak. "Dua bulan dok?? lama banget??" tanya Chris.

Dokter Nara mengangguk. "Saya sarankan selama dua bulan, supaya hasilnya efektif."

Chris menelan ludahnya. Ia melirik ke arah Madelyn yang kini hanya duduk terdiam di sampingnya.

"Emang kamu mau, Madelyn?" tanya Chris.

Madelyn menggigit bibirnya. "Kalau memang itu yang terbaik, ya mau gimana lagi?" ucapnya.

"Terus magang kamu gimana?" tanya Chris.

"Terpaksa harus break lagi Chris, nanti biar aku ngomong langsung sama om Gabriel," jawab Madelyn.

Chris kembali menatap ke arah dokter Nara.

"Apa Madelyn gak bisa tetep tinggal disini dok? saya bisa antar dia setiap hari ke rumah sakit," ucap Chris.

"Gak bisa, Madelyn harus tinggal disana supaya perawatannya maksimal, dan saya gak menyarankan ada yang jenguk dia selama dua bulan itu, supaya dia benar-benar punya waktu sendiri demi kesehatan mentalnya."

Chris menelan ludahnya. Ia dan Madelyn akan tinggal terpisah selama dua bulan??

Chris menatap Madelyn. Entah kenapa, ada yang aneh.

Bukankah justru Madelyn tidak boleh sendirian jika mentalnya sedang tidak baik? ia seharusnya butuh teman kan? batin Chris.

"Chris, saya tau kamu gak bisa pisah dari Madelyn , tapi apa kamu gak bisa nahan diri kamu selama dua bulan aja? demi Madelyn??"

Chris tersentak. Ia menela ludahnya.

Kenapa Chris jadi terlihat sangat egois?

"Bukan gitu, dok, saya justru khawatir kalau Madelyn sendirian."

"Madelyn gak sendirian, disana dia justru akan ketemu teman-teman baru yang punya masalah sama seperti dia, jadi mereka bisa saling berbagi beban."

Chris menelan ludahnya. "Jadi gitu.." ucapnya.

"Chris." Madelyn memegang tangan Chris.

"Kalau kamu gak ngizinin gakpapa kok," ucap Madelyn.

Chris terdiam. Jika ia tidak mengizinkan, bukankah ia akan jadi kekasih yang buruk?

Chris selalu mengatakan bahwa kesehatan Madelyn adalah segalanya untuknya.

"Yaudah kalau gitu, aku izinin, tapi kita harus video call setiap hari ya," ucap Chris.

Madelyn mengangguk. Ia langsung memeluk Chris dengan erat.

"Aku bakal kangen banget sama kamu, Chris," ucap Madelyn.

Chris mengecup kepala Madelyn.

"Aku juga, kamu baik-baik ya di sana, cepet sembuh," ucap Chris.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang