Saat ini di sebuah aula yang berukuran besar, acara wisuda sedang berlangsung. Para mahasiswa yang sudah berhasil menyelesaikan kewajiban mereka di kampus mulai dinyatakan lulus secara resmi.
Madelyn, lengkap dengan toga yang ia kenakan berjalan menaiki panggung dan membiarkan rektornya mengangkatnya sebagai sarjana ekonomi.
Madelyn tersenyum melihat Chris dan ibunya, juga Rashila dan teman-temannya yang bersorak gembira dari kejauhan. Setelah itu iapun turun dari panggung dan kembali ke tempat duduknya.
Madelyn tak kuasa menahan senyumannya. Akhirnya, ia sudah diwisuda. Salah satu pencapaian terbesar dalam hidupnya.
Jika mengingat riwayat perjalanan hidup Madelyn selama ini, ia masih belum menyangka bisa sampai di titik ini sekarang. Semua berkat bantuan mereka, orang-orang yang selalu ada untuknya. Madelyn sangat beruntung.
***
"Ayo Jonathan! sini ke aunty!"
Madelyn berjongkok dan melebarkan kedua tangannya. Ia langsung menangkap Jonathan yang sedang belajar jalan dan menjatuhkan diri ke arahnya.
"Waa hebat!" ucap Madelyn sambil memeluk Jonathan, keponakannya yang baru berhasil berjalan sebanyak tiga langkah.
Bayi berusia satu tahun itu berteriak dan tertawa senang, membuat Madelyn ikut tertawa, sementara sang ibu, Angela yang melihat itu tersenyum geli.
"Jonathan suka banget ya sama Madelyn," ucap Helena yang duduk di samping Angela.
"Iya ma, karena Madelyn sering main juga," sahut Angela.
Saat ini, Madelyn sudah berada di rumah mertuanya. Ia dan sanak keluarga sedang makan siang bersama sambil merayakan hari wisuda Madelyn.
Madelyn berdiri dan menggendong Jonathan kembali ke meja makan. Ia memberikan bayi itu pada ibunya.
"Loh kok udah mainnya?" tanya Angela.
"Udah, hah, hah, capek," ucap Madelyn yang ngos-ngosan karena sedari tadi bercanda bersama Jonathan. Semua yang ada di meja tertawa geli melihatnya.
Madelyn duduk di samping Chris yang tersenyum padanya. Chris mengusap kepala Madelyn dengan lembut.
"Makan dulu," ucapnya.
Madelyn mengangguk. Iapun melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Sang ibu, Naomi menambahkan lauk di atas piring Madelyn.
"Udah ma," ucap Madelyn yang diangguki oleh Naomi. Madelyn tersenyum menatap ibunya yang duduk di sebelahnya.
Setelah hampir sembilan bulan menikah dengan Chris, hubungan antara keluarga Madelyn dan keluarga Chris terus membaik. Madelyn senang. Kini bukan hanya dirinya yang mulai merasakan hangatnya berada di dalam sebuah keluarga yang utuh, namun juga sang ibu.
"Papa baru ingat kalian berdua ini belum bulan madu kan?
Ayah Chris, Joseph bertanya, membuat keduanya menatap.
"Iya belum pa," jawab Chris.
"Kalau gitu, ini." Joseph memberikan dua lembar tiket pesawat pada Madelyn.
"I-ini..?" ucap Madelyn mengerjap.
"Ini hadiah wisuda untuk Madelyn, kalian berdua break dulu dari aktivitas, jalan-jalan, refreshing," tutur Joseph.
Madelyn tersentak. Ia melihat tiket pesawat tersebut. Dua tiket penerbangan first class menuju Italia.
"Makasih pa.." ucap Madelyn begitu senang menerimanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madelyn
DragosteMadelyn adalah perempuan yang kuat, ia tidak suka terlihat lemah di depan orang lain. Namun entah kenapa, tiap berhadapan dengan laki-laki bernama Christian, seluruh kekuatannya seketika luntur? tubuhnya bergerak seolah ia adalah submissive? sesuatu...