Chapter 18. Cake Frosting (18+)

16.8K 835 20
                                    

Perlahan, Madelyn membuka kedua matanya. Ia melihat langit-langit.

Saat ini, ia sudah berada di dalam kamarnya. Madelyn segera bangkit dan menyentuh dahinya.

Pusing.

"Madelyn?"

Madelyn melihat Rashila yang duduk di tepi kasurnya. Ia jadi teringat semua yang terjadi sebelum ia kehilangan kesadaran.

"Chris??" ucap Madelyn.

"Pak Chris tadi langsung pulang habis nganter kita kesini, dia bilang ada urusan penting, dia juga ngambil kunci mobil kamu supaya nanti bisa dia ambil dari kantor polisi," jelas Rashila.

Madelyn yang mendengar itu terdiam. 

Kenapa? kenapa Chris malah pergi?? padahal Madelyn ingin menanyakan banyak hal.

Madelyn ingin bertanya apa yang sudah ia dan Marcel bicarakan di penjara? apa Marcel telah mengancamnya??

"Sekarang kamu makan dulu ya, habis itu minum obat," ucap Rashila kemudian berjalan ke arah dapur.

Madelyn hanya bisa terdiam. Ia mulai memikirkan kemungkinan apa yang terjadi setelah ini.

***

Malam hari telah tiba. Saat ini, Madelyn sudah berada sendirian di apartemennya. Ia meminta sepupunya untuk pulang.

Madelyn menatap langit yang gelap lewat jendela kaca. Sama gelapnya seperti suasana hatinya.

Ting nung!

Madelyn berjalan dan membuka pintu. Sudah tahu siapa yang akan datang.

Chris berdiri disana dan tersenyum. "Apa kamu udah baikan?" tanyanya.

Madelyn mengangguk pelan. Keduanyapun masuk ke dalam.

"Chris, tadi kamu sama Marcel-"

"Tenang dulu, nanti aku ceritain semuanya," potong Chris. Chris meletakkan tentengannya ke atas meja makan.

"Nih makan dulu, aku bawa."

"Udah makan tadi sama Rashila," jawab Madelyn.

"Bohong, tadi kata Rashila kamu gakmau makan," ucap Chris.

Madelyn berdecak kesal. Rashila si ember, batinnya merutuki sepupunya.

"Kamu harus banyak makan Madelyn, supaya daya tahan tubuhmu membaik," ucap Chris sambil mengambil piring.

Chris menatap Madelyn.

"Masa habis mukulin aku, malah kamu yang pingsan?" ucap Chris.

Madelyn mengepal tangannya kencang. Kemarin ia memukul Chris untuk meluapkan kekesalannya, dan rasa khawatirnya.

"Sini," ucap Chris.

Madelyn yang tak mau tetap terdiam di tempatnya.

Chris yang melihat itu menghela nafasnya pelan. "Aku juga bawa cake, kamu makan cake nya aja kalo gakmau makan nasi."

Madelyn tetap tidak bergerak. Ia hanya ingin mendengar apa yang Chris dan kakaknya bicarakan sore tadi. Hanya itu yang ia mau.

"Susah banget diatur ya kamu," ucap Chris.

Chris mendekat dan mengangkat Madelyn secara paksa.

"Ih! ngapain sih??" ucap Madelyn memberontak.

Chris mendudukkan Madelyn di atas meja makan, kemudian ia menarik piring berisi kue mendekat ke arahnya.

"Kamu mau tau kan aku dan Marcel ngomongin apa?" tanya Chris.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang