Chapter 7. Terbawa Suasana (17+)

22.8K 1K 41
                                    

Pukul 6 sore di hari Sabtu, Madelyn berdiri di depan cermin kamarnya. Ia sedang menatap dirinya dengan seksama.

Wajahnya sudah dihiasi makeup yang natural. Tubuhnya terlapisi gaun pendek yang mewah berwarna mocca. 

Gaun yang ia kenakan ini dikirimkan oleh Chris sore tadi. Laki-laki itu hendak mengenalkan Madelyn pada kedua orangtuanya.

Sebagai calon istri.

Kalau saja rambutnya belum tertata dengan rapi, Madelyn sangat ingin mengacaknya sekarang. Ia benar-benar kesal dan frustasi.

Kenapa jadi seperti ini?!

Chris sialan. Dia menggunakan rasa tidak enak Madelyn untuk menjadikannya calon istri bohongan?!

Madelyn menghela nafasnya, berusaha mengatur emosi.

Sekarang bagaimana? Madelyn tak bisa membayangkan ia mendatangi suatu keluarga yang asing baginya lalu mengaku-ngaku bahwa dirinya adalah calon istri Chris.

Drr drrt!

Madelyn hendak melempar sepatu high heels yang ada diatas kasur, namun terhenti ketika ponselnya berbunyi.

Madelyn mengangkat telfon Chris.

"APA?!!" bentaknya.

Di balik panggilan, Chris tersentak.

"Hampir mental aku denger suaramu Madelyn," ucap Chris.

Madelyn hanya berdecak kesal.

"Kamu udah siap belum? aku otw jemput kamu ya? ini udah di mobil."

Madelyn menghela nafasnya kasar. Ia duduk di tepi kasur.

"Nanti aku harus ngapain aja?? aku tuh bukan cewek cewek lugu dan sopan yang gampang disukain mertua! aku ini cewek brutal Chris!" ucap Madelyn.

"Hahaha.. gakpapa, aku suka cewek brutal," jawab Chris.

"SERIUS!!" bentak Madelyn lagi.

"Iya.. iya.."

"Nanti kamu cukup ngenalin diri aja, aku kan udah sering ceritain tentang kamu ke keluargaku, jadi nanti kamu tinggal iya-iya aja kalau mereka nanya," ucap Chris.

Madelyn mengernyit. "Kamu nyeritain aku ke mereka? emangnya kamu tau apa tentang aku?"

"Gak tau apa-apa, ngarang aja," jawab Chirs.

Madelyn menghela nafasnya. Sudah ia duga.

"Aku udah bilang ke keluargaku kalau kamu orang yang pemalu, jadi nanti disana kamu bisa deket terus sama aku, gak ada yang perlu dikhawatirin."

Madelyn? pemalu? kebohongan macam apa itu? batin Madelyn.

"Yaudah," jawab Madelyn akhirnya.

Akhirnya Madelyn memutus sambungan telfon Chris. Iapun menyelesaikan persiapan untuk bertemu dengan calon mertua palsunya.

***

Tepat pukul 7 malam, Madelyn dan Chris tiba di lokasi tujuan mereka. Keduanya turun dari mobil.

Madelyn melihat ke arah rumah keluarga Chris. Rumah ini ternyata berukuran sangat besar.

"Ayo."

Chris menyodorkan lengannya pada Madelyn.

Madelyn menghela nafasnya, kemudian melingkarkan tangan kanannya ke lengan Chris. Keduanyapun masuk ke dalam.

Sekilas Madelyn melirik Chris di sampingnya. Ternyata Chris juga berasal dari keluarga yang kaya raya, batinnya.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang