Chapter 30. Dilamar??

9.3K 735 15
                                    

Hari-hari berlalu begitu cepat. Mungkin, karena kedua belah pihak sudah menyatakan apa yang dirasakan, waktu jadi berjalan tak terasa.

Saat ini, Madelyn dan Chris sudah berada di dalam mobil.

Chris tak henti-hentinya memegang tangan Madelyn yang duduk di sampingnya.

Bahkan ketika Madelyn melarangnya dan memintanya untuk fokus menyetir, laki-laki itu tetap tidak peduli.

"Emangnya, masih boleh ya aku lanjut magang? udah mau dua bulan loh aku break," ucap Madelyn pada Chris di sampingnya.

"Gakpapa, aku udah ngomong kok ke om Gabriel," jawab Chris.

Hari ini, Madelyn ingin melanjutkan kontrak magangnya yang sempat ia tunda cukup lama. Madelyn hampir berniat untuk mengundurkan diri, ia malu kembali muncul setelah hampir dua bulan menghilang.

Namun Chris terus meyakinkan Madelyn untuk tetap lanjut, karena akan sulit bagi Madelyn mendapatkan sertifikat magang jika tak ia penuhi kontraknya.

Madelyn menghela nafasnya pelan. Seharusnya sekarang ia sudah memasuki masa penyusunan skripsi, tapi jangankan menyusun skripsi, magang saja terabaikan.

Sepertinya Madelyn akan sulit lulus tepat waktu.

***

Madelyn dan Chris sudah tiba di kantor.

Chris memasuki ruang kerjanya, sementara Madelyn langsung menuju ruang divisi dimana pembimbingnya berada.

"Pagi mas Andika," ucap Madelyn menyapa.

Andika terlihat tersentak.

"Wah, Madelyn, kamu balik lagi?" tanya Andika.

Madelyn menelan ludahnya, merasa malu karena tak mengabari Andika sebelumnya.

"Maaf mas, saya sakit, jadi harus break dulu kemarin," ucap Madelyn.

"Sakit apa?" tanya Andika.

Madelyn menelan ludahnya. Ia melihat sekeliling ruangan.

Beberapa karyawan sudah berada disana, terlihat memperhatikan.

Bagaimana ini? masa Madelyn harus mengatakan dengan lantang bahwa ia sakit mental??

"Madelyn!"

Madelyn menengok. Ia melihat seorang karyawan perempuan yang berjalan ke arahnya.

"Mbak Nadira..?" gumam Madelyn.

"Waa kamu udah sembuh??" ucap Nadira terlihat senang.

Madelyn tersenyum, namun disaat yang sama khawatir. "I-iya mbak," ucap Madelyn.

"Emangnya Madelyn sakit apa Nad?" tanya Andika.

"Madelyn sakit tipes mas," ucap Nadira.

"Tipes? dua bulan?" ucap Andika mengernyit.

"Yah namanya juga orang sakit mas, siapa yang bisa nentuin berapa lama?" ucap Nadira.

Sementara Madelyn mengerjap. Ia tersenyum senang. Ia sempat mengira Nadira tahu tentang penyakitnya.

Andika menghela nafasnya pelan. "Yaudah, lagian kamu ngapain kesini?" uca Andika pada Nadira.

"Ah, iya, aku mau ngasih surat ke pak kadiv di ruangan ini, belum dateng ya?" ucap Nadira melihat ke arah ruang kepala divisi.

"Belum," jawab Andika.

"Yaudah kalau gitu nitip," ucap Nadira memberikan suratnya pada Andika.

"Nadira," panggil Andika.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang