Dua hari sebelumnya.
Saat ini, Christian sedang duduk dengan tenang di sebuah ruang tamu panti asuhan. Ia menunggu seorang perempuan untuk datang dan menghampirinya.
Sedari tadi, pikiran Chris kacau. Wajahnya yang pucat jadi pelengkap. Chris benar-benar kehilangan arah. Ia tidak tahu kemana harus melangkah.
"Kamu yang namanya Chris?"
Chris menengok. Ia melihat seorang perempuan paruh baya yang mendekat ke arahnya.
"Benar bu, saya Chris, maaf mengganggu waktunya," ucap Chris sambil berdiri.
Perempuan itu tersenyum. "Panggil bunda aja, bunda Aina," ucapnya memperkenalkan diri.
Chris mengangguk. "Baik bunda," jawabnya. Kini ia dan bunda Aina duduk bersama di sofa.
"Jadi, Rashila bilang kamu mau nanya-nanya ke bunda?"
"Bener bunda."
"Nanya tentang apa? ada niat adopsi?" tanya bunda Aina.
Chris seketika terdiam. Sesungguhnya, ia memang punya niat untuk melakukan itu. Ia bahkan sudah cukup lama memikirkannya.
Akan tetapi, tujuan utama ia kali ini bukanlah hal tersebut. Chris hanya ingin menemukan petunjuk atas jalan yang harus ia tempuh. Ia berusaha mencarinya kemanapun yang bisa ia jangkau, termasuk ke orang yang bahkan belum pernah ia kenal.
"Bunda, sekitar satu tahun yang lalu, istri saya keguguran anak pertama kami."
Bunda Aina yang mendengar itu tersentak. Jantungnya berdetak kencang. Iapun mulai mendengarkan dengan seksama.
Melihat reaksi bunda Aina, Chris jadi tidak ragu lagi untuk menceritakan semuanya. Ia mulai merasa bahwa dirinya datang ke orang yang tepat.
***
Satu jam sudah terlewat. Saat ini, Chris sudah berada di taman belakang panti asuhan yang ia datangi.
Setelah selesai bercerita, Chris merasa down dan tak kuasa menahan perasaannya. Bunda Ainapun berusaha menenangkannya dan mengajak Chris pergi ke taman untuk menghirup udara segar.
Kini, Chris tidak hanya disuguhi udara segar, tapi juga pemandangan yang indah di depan matanya.
Belasan anak kecil berlari dan saling mengejar. Suara tawa, tangisan, dan teriakkan, semua bercampur jadi satu, menciptakan suasana khas taman bermain yang belum pernah Chris saksikan sebelumnya.
Bunda Aina datang membawa minuman untuk Chris. Chris langsung menerimanya dengan sopan.
"Makasih bunda," ucap Chris.
Bunda Aina mengangguk. Iapun duduk bersama Chris menatap anak-anak yang sedang bermain.
"Seru ya? nontonin anak-anak main," ucap bunda Aina.
Chris tersenyum. "Iya, walaupun pusing sendiri kalo ada yang nangis atau berantem," tutur Chris.
"Hahaha.. bener.." sahut bunda Aina tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Madelyn
RomansaMadelyn adalah perempuan yang kuat, ia tidak suka terlihat lemah di depan orang lain. Namun entah kenapa, tiap berhadapan dengan laki-laki bernama Christian, seluruh kekuatannya seketika luntur? tubuhnya bergerak seolah ia adalah submissive? sesuatu...