Chapter 10. Transaksi Ilegal (part 1)

13.2K 845 22
                                    

Waktu telah menunjukkan pukul 5 pagi, matahari perlahan naik menyinari. Madelyn terbangun dari tidurnya. Ia bangkit dan duduk merenung di atas kasur.

Madelyn menghela nafasnya pelan. Ia harus kembali ke rutinitasnya.

Akhirnya setelah beberapa saat terdiam, Madelynpun turun dari kasur dan mulai bersiap untuk berangkat ke kantor.

***

Setelah selesai bersiap, kini Madelyn akan membuat kopi untuk dirinya.

Baru saja memasuki ruang makan, Madelyn melihat sebungkus rokok dan korek yang masih berada di atas meja.

Pikiran Madelyn jadi kembali lagi pada laki-laki itu. Christian yang semalam mengucapkan banyak hal yang membuat Madelyn tak mengerti.

"Memangnya siapa yang bisa menentukan perempuan mana yang pantas untukku?"

"Ya kamu. Aku ingin kamu, Madelyn."

Karena terlalu banyak yang harus ia proses, Madelynpun meminta Chris untuk pulang. Ia benar-benar bingung harus merespon apa.

Madelyn membuat kopi pahit yang biasa ia minum di pagi hari. Setelah itu iapun bergegas menuju kantor.

***

Saat ini, Madelyn sudah tiba di kantor. Ia baru saja berjalan memasuki gedung kantor tempat ia magang.

Baru beberapa langkah masuk, Madelyn menyadari sesuatu yang aneh.

Entah perasaannya saja atau tidak, tapi banyak sekali tatapan ke arahnya.

Madelyn segera melihat dirinya sendiri. Apa ada yang salah darinya? apa pakaiannya kurang sopan?

Madelyn sudah biasa memakai pakian ini tiap magang, ia juga sering mendapat tatapan dari banyak orang.

Tapi entah kenapa, tatapan kali ini terasa berbeda. Banyak karyawan yang menatapnya sambil berbisik satu sama lain.

Ada apa? apa ia melakukan kesalahan??

Madelyn menggeleng. Tidak. Ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Karena pada dasarnya, apapun yang ia lakukan, orang-orang akan selalu menatapnya dengan rendah. 

Biarkan saja. Madelyn tidak peduli.

Akhirnya Madelynpun melanjutkan jalannya, ia menaiki lift menuju ruang divisinya.

***

Madelyn berjalan memasuki ruang divisi. Tak sesuai dugaannya, ruangan ini juga diselimuti energi yang sama dengan lobby yang ia lewati tadi.

Madelyn pikir tatapan-tatapan aneh hanya ia dapatkan dari karyawan yang tak ia kenal.

Tapi kenapa karyawan di ruangan ini juga menatapnya?

Madelyn menelan ludahnya. Ia berusaha tidak peduli dan berjalan ke mejanya.

Madelyn merasa risih, tapi disaat yang sama ia tak mau memusingkan hal tersebut.

Lebih baik ia fokus pada pekerjaannya, batin Madelyn.

"Pagi."

"Pagi Chris."

Madelyn menengok. Ia melihat ke arah Christian yang baru saja memasuki ruang divisi.

Chris melihat ke arah Madelyn sesaat, kemudian berjalan mendekat.

"Pagi Madelyn, apa kamu udah sarapan?" tanya Chris.

"U-udah pak, makasih," jawab Madelyn.

Chris mengangguk dan tersenyum. Laki-laki itu akhirnya berjalan memasuki ruangan kecil khusus kepala divisi beserta wakilnya.

MadelynTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang